Tren Kerja Remote

Tren Kerja Remote: Pro dan Kontra bagi Karyawan

Share on:

Bagi beberapa perusahaan, tren kerja remote menjadi hal yang tidak patut untuk dijalankan. Namun, bagi sebagian lainnya, tren ini merupakan hal baru yang boleh dicoba untuk memberikan sedikit kelonggaran bagi karyawan.

Tren kerja remote tentu saja masih menjadi hal yang diperdebatkan sampai saat ini. Sama seperti kebijakan manajemen lainnya. Tren ini juga menimbulkan pro dan kontra dari berbagai pihak. Menurut laman SHRM, IBM melarang kerja remote di tahun 2017, sama persis dengan tindakan yang diambil oleh Yahoo pada tahun 2013. Menurut Yahoo, lingkungan kerja yang baik adalah dimana seluruh karyawan saling berkomunikasi dan berkolaborasi.

Seperti riset yang dilakukan Google selama 2 tahun dengan melibatkan 5.600 karyawan mereka. Mereka ingin mendapatkan wawasan yang lebih luas tentang bagaimana kerja remote dapat berjalan dengan lebih baik. Hasilnya, sebanyak 30% meeting di Google melibatkan karyawan di lebih dari dua zona waktu, dan 39% melibatkan karyawan di lebih dari dua kota.

Google menemukan bahwa karyawan yang melakukan kerja remote dengan karyawan yang bekerja di kantor memberikan hasil yang sama baiknya. Namun, karyawan di kantor terkadang merasa sulit untuk menyamakan jadwal, sehingga mereka merasa komunikasi yang terputus satu sama lain.

Apa saja pro dan kontra tren kerja remote?

tren kerja remotePro Tren Kerja Remote

#1 Karyawan tidak perlu bepergian

Pergi ke kantor setiap hari merupakan sumber utama dari timbulnya stress. Menurut laman Careercast, peneliti menemukan bahwa semakin sering seseorang pergi ke kantor, kemungkinan mengalami stress akan semakin tinggi.

Hal ini tentunya tidak terjadi pada pekerja remote.

Kalau kamu mau bekerja santai di ruang tamu rumahmu, sambil menyelonjorkan kaki, dan menyantap kudapan, tren kerja remote ini akan sangat cocok untuk mu.

#2 Bekerja dimana saja dan kapan saja

Nah ini dia  yang mungkin menjadi impian banyak karyawan. Bekerja dimana saja dan kapan memang mungkin menyenangkan. Kamu tidak perlu bangun pagi untuk bekerja. Bangun di siang hari, bekerja di cafe sambil menyeruput secangkir kopi susu dan menyantap sepotong strawberry shortcake. Dilanjutkan di malam hari, duduk di sofa nyaman, berselonjor kaki di ruang tamu yang gelap sambil mengudap popcorn.

#3 Karyawan bisa menjadi lebih produktif

Banyak karyawan remote mengatakan bahwa dengan bekerja remote mereka dapat meningkatkan produktivitas. Yup! Dengan bekerja remote, kamu bisa memaksimalkan pekerjaan tanpa gangguan yang ada di lingkungan kerja.

Kamu bisa mengatasi gangguan seperti mengobrol di luar topik kerja dengan karyawan lain. Sehingga, kamu bisa fokus mengerjakan pekerjaan dan hasilnya juga akan pasti lebih memuaskan.

Kontra Tren Kerja Remote

#1 Sulit dalam menentukan jenjang karir

Beberapa studi membuktikan bahwa karyawan kerja remote sangat jarang mendapatkan promosi di perusahaan mereka untuk kenaikan posisi, menurut laman Careercast.

Untuk mendapatkan promosi, atasan tentu saja harus menilai mu dari berbagai segi. Misalnya saja untuk menjadi seorang leader tim, kamu harus membuktikan bahwa kamu memiliki kemampuan untuk memimpin, kemampuan dalam komunikasi, serta kemampuan dalam organisasi.

Jadi, bagi kamu yang ingin memiliki jenjang karir yang lebih baik, tren kerja remote ini tidak cocok untuk mu.

#2 Bayaran yang lebih sedikit

Karyawan kerja remote biasanya mendapatkan bayaran yang lebih sedikit dibandingkan dengan karyawan yang bekerja di kantor. Hal tersebut disebabkan dengan kompensasi yang tentu saja tidak dibutuhkan oleh karyawan kerja remote dan standar upah pada kota yang berbeda.

Misalnya, karyawan yang memiliki waktu tempuh ke kantor selama 40 menit kemungkinan akan mendapatkan tunjangan transportasi.

Karyawan remote yang berdomisili di kota berbeda dengan upah minimum kerja 2,3 juta tentunya lebih rendah dengan karyawan yang bekerja di kantor dengan upah minimum kerja 3,5 juta (tempat perusahaan berpusat).

#3 Lebih mudah merasa kesepian tanpa kerjasama dengan tim

Rasa kesepian merupakan salah satu aspek negatif bagi karyawan kerja remote. Di kantor, kamu bisa bertemu karyawan lainnya, ngobrol dan bercanda saat jam istirahat, dan berdiskusi tim lebih baik lagi.

Jika kamu bekerja remote dan hal ini yang kamu rasakan, cobalah untuk memperbaiki rutinitas mu. Kamu bisa berinteraksi lebih sering di luar setelah selesai mengerjakan pekerjaan.

#4 Lebih sedikit gangguan

Mungkin hal ini sedikit mengejutkan. Namun, perlu kamu ketahui bahwa tidak semua gangguan dapat berakibat buruk bagi pekerjaan.

Beberapa gangguan seperti candaan dari karyawan lain bisa menyegarkan kembali pikiran. Bekerja remote selama 5 jam tanpa sedikitpun gangguan dapat membuat otak cepat merasa lelah. It’s human nature, fellas!

Sebagian perusahaan ingin menerapkan tren kerja remote untuk karyawan mereka namun masih terhambat beberapa kendala. Misalnya saja dengan pencatatan kehadiran (attendance). Sama halnya dengan tren jam kerja fleksibel, tren ini membuat bingung perusahaan dalam manajemen absensi. Namun, ada juga perusahaan yang sudah mengatasi kendala tersebut dengan menggunakan aplikasi HRIS. Seperti aplikasi HRIS lainnya, Haermes tersedia dalam versi mobile untuk mendukung absensi online. Karyawan bisa melakukan attendance dimana saja dan kapan saja dengan Haermes ESS mobile. Dengan melakukan selfie serta kecanggihan GPS, waktu dan lokasi karyawan juga akan terdeteksi dengan mudah.
Jadi, perusahaanmu bisa merealisasikan kerja remote di kantor tanpa ada lagi kendala seperti ini.
Ingin tahu lebih lanjut? Langsung konsulitasikan bersama tim kami melalui link di bawah ini.

Share on:

Author

Master Admin

Categories: (1)

Haermes
To the top
email-subscribe

Subscribe untuk mendapatkan Tips Terkini untuk Keberhasilan Transformasi Digital Anda!