tantangan hr di industri manufaktur

5 Tantangan HR di Industri Manufaktur beserta Solusinya

Share on:

SHRM dan Globoforce dalam surveinya di tahun 2018 yang berjudul, “Designing Work Cultures for Human Era” menyatakan, 47% HR professionals setuju bahwa masalah retensi dan turnover adalah tantangan HR di industri manufaktur maupun industri lainnya yang terbesar. Artikel ini bertujuan untuk membahas apa saja tantangan HR lainnya dalam industri manufaktur dan pastinya akan ada solusinya juga.

Industri Manufaktur adalah salah satu Industri terpenting di Indonesia. Menurut publikasi dari Badan Pusat Statistik Indonesia yang berjudul, “Statistical Yearbook of Indonesia 2020”, ada kurang lebih 6 juta tenaga kerja di industri ini, memiliki sekitar 30.000 units, dan menghasilkan gross output sebesar 6.103 triliun rupiah.

Dengan besarnya industri ini, maka tantangan dan permasalahan pasti akan datang. Tanpa berlama-lama lagi, berikut ini adalah 5 tantangan HR di Industri Manufaktur:

#1 Kekurangan Tenaga Kerja yang Sesuai

Industri Manufaktur kemungkinan besar membutuhkan banyak pekerja dengan latar belakang yang sesuai. Biasanya industri ini akan mencari pekerja dengan latar belakang lulusan STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics).

Untuk informasi, menurut publikasi “Higher Education Statistics 2019” dari DIKTI, jumlah lulusan Indonesia di tahun ajaran 2018/2019 adalah 1.521.834 sedangkan di 2016/2017 adalah 1.046.141. World Economic Forum dalam laporannyaHuman Capital Index 2016/2017” menyatakan bahwa Indonesia menempati posisi ke 6 dalam daftar lulusan STEM terbanyak dunia dengan angka 206.000.

Peringkat 1 diduduki oleh China dengan 4,7 juta angka kelulusan STEM. Poinnya adalah jumlah lulusan STEM dari Indonesia dan jumlah unit manufaktur Indonesia tidak seimbang. Belum lagi jika lulusan STEM tersebut tidak memilih industri manufaktur sebagai jalan karirnya.

Untuk mengatasi hal tersebut, sebaiknya Anda, sebagai HR, mencoba menarik lulusan tersebut dengan cara ‘memamerkan’ teknologi atau menunjukan transformasi digital di proses operasional HR Anda. Ketika kandidat, yang mungkin kebanyakan adalah gen Z, melihat kecanggihan proses HR kemungkinan besar mereka akan tertarik untuk masuk ke industri manufaktur Anda.

#2 Tantangan Proses Perekrutan

Industri Manufaktur adalah industri yang besar sekali. Tidak hanya besar, banyak industri manufaktur yang masih memegang cara-cara tradisional dalam pengoperasiannya. Hal itu lumrah terjadi, apalagi jika kita membandingkan dengan industri media yang setiap minggu pasti akan ada teknologi atau cara baru.

Proses perekrutan dengan cara lama ini sering kali memakan banyak waktu dan biaya, sehingga proses ini harus segera di revitalize. Sudah tidak zamannya Anda masih berpikir, “kalau tidak rusak, kenapa harus diganti”.

Melakukan proses Streamline dalam fase perekrutan adalah hal yang sebaiknya Anda lakukan. Anda harus konsisten untuk menunjukkan tagline technology pada dunia luar termasuk ke para kandidat agar mereka tertarik. Menggunakan layanan yang mampu mendigitalisasi proses perekrutan adalah solusi terbaik.

Proses perekrutan melalui Recuritment Portal Haermes akan membantu Anda untuk mengajukan kebutuhan posisi karyawan, mempublikasikan lowongan, registrasi calon karyawan, mengusun tahap-tahap perekrutan, hingga menyeleksi calon karyawan.

#3 Masalah retensi dan turnover

Kandidat baru memang penting untuk kelanjutan nafas industri Anda, tetapi tenaga kerja veteran dengan skill hebat pun harus Anda perhatikan juga. Retensi rendah dan turnover tinggi adalah mimpi buruk bagi semua bisnis.

Tenaga kerja baru tidak ada yang sesuai dan para veteran profesional di Industri Andapun juga pergi adalah salah satu momen terburuk dalam kehidupan divisi HR.

Ada beberapa cara untuk mengcounter hal ini. Mengganti culture perusahaan, lebih melakukan engagement ke seluruh tenaga kerja, cek ulang benefits nya tenaga kerja, kumpulkan feedback dari tenaga kerja dan lainnya. Setiap hal ini akan lebih mudah dilakukan jika industri Anda sudah menerapkan digitalisasi proses HR.

Untuk meningkatkan employee engagement, Anda memerlukan Appraisal Management yang tepat. Pada Haermes, Appraisal management digunakan untuk memberikan penilaian dan evaluasi performance untuk meningkatkan performa mereka.

Pada portal Employee Self-Service (ESS), karyawan juga dapat mengakses objektif dan evaluasi mereka.

#4 Persaingan Sesama Industri Manufaktur

Tanggung jawab divisi HR menjadi lebih kompleks karena meningkatnya persaingan global secara signifikan. HR harus melakukan berbagai cara untuk meningkatkan produktivitas agar tetap kompetitif di pasar global.

Hal ini mengimplikasikan bahwa divisi HR harus menciptakan lingkungan yang baik serta mampu memaksimalkan produktivitas, inovasi, dan komitmen dari setiap karyawannya di setiap departemen.

Untuk mewujudkan hal tersebut, divisi HR mungkin harus memperhatikan benefits yang lebih menunjukkan sektor work-life balance. Pengaplikasian istilah work-life balance untuk Industri Anda merupakan faktor pembeda signifikan dalam pasar global saat ini.

#5 Pelatihan dan Pengembangan

Penting bagi HR untuk memberikan pelatihan yang memadai kepada semua tenaga kerja agar mereka tetap mampu mengikuti perkembangan terbaru dalam industri serta mempersiapkan mereka untuk tantangan yang akan datang.

Pelatihan dan pengembangan untuk personal dan professional growth dapat menciptakan tingkat kepuasan dan stimulasi karyawan yang lebih tinggi.

Share on:

Author

Master Admin

Categories: (1)

Data Sheet

Tags: (1)

Evaluate
To the top
email-subscribe

Subscribe untuk mendapatkan Tips Terkini untuk Keberhasilan Transformasi Digital Anda!