Supply Chain Management adalah salah satu kegiatan utama perusahaan yang mengolah bahan mentah menjadi barang jadi, lalu menjualnya ke konsumen.
Hal ini merupakan kegiatan dasar pemenuhan kebutuhan pasar dalam bisnis ritel, grosir, dan manufaktur. Dalam bidang ini, Supply Chain Management (SCM) memegang peranan penting dan menentukan kesuksesan berjalannya sebuah bisnis.
Selain itu, Supply Chain Management adalah bidang yang sangat penting karena bersinggungan langsung dengan daya saing perusahaan.
Artikel kali ini kami akan membahas dengan detail tentang pengertian Supply Chain Management.
Pengertian Supply Chain Management
Supply Chain Management adalah kegiatan yang meliputi pengelolaan, pengaturan, dan penjadwalan arus produk mulai dari pengadaan, produksi, hingga penjualan ke konsumen.
SCM meliputi mulai dari pengadaan bahan baku, proses produksi, pembayaran, hingga distribusi produk ke pasaran atau konsumen paling akhir. Supply Chain merupakan kegiatan yang sangat luas dan kompleks, dan sangat bergantung kepada setiap mitra.
Mitra mulai dari supplier, produsen, dan pastinya distributor. Tujuan sederhana Supply Chain Management adalah menciptakan sistem rantai pasokan yang efisien dan mampu bersaing di pasar.
Untuk mencapai itu, berbagai upaya sangat dibutuhkan, baik dalam strategi, sistem, dan fasilitas software khusus.
SCM juga memiliki pengertian dari beberapa ahli, berikut penjelasan singkatnya
Chow et. al.
Menurut Chow et. al. (2006) Supply Chain Management adalah pendekatan secara menyeluruh dan strategis terhadap permintaan pasar, operasional, pembelian dan pengurusan logistik.
Heizer & Rander
Menjelaskan bahwa SCM sebagai kegiatan bisnis dalam proses pengadaan barang mentah, diproses menjadi barang jadi atau setengah jadi. Lalu, pihak distributor mengirimkan produk tersebut kepada konsumen.
Pires et.al.
Mendefinisikan bahwa Supply Chain Management adalah kesatuan jaringan supplier, manufaktur, pihak perakit, distributor, dan pihak logistik.
Masing-masing pihak memiliki peran mulai dari pembelian bahan mentah, mengubah material menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Hingga proses distribusi produk ke konsumen tersebut oleh jaringan distributor.
Chase, Aquilano, dan Jacob
Lalu menurut Chase, Aquilano, dan Jacob, SCM adalah sistem pendekatan total yang dimanfaatkan untuk mengelola, mengatur, dan mengawasi semua arus material, produk dan jasa. Mulai dari bahan mentah hingga jadi barang atau produk di tangan konsumen.
Sehingga, dapat disimpulkan, bahwa Supply Chain Management adalah semua kegiatan yang terkait dengan proses pengelolaan barang mentah, diproduksi, lalu hingga sampai ke konsumen.
Tujuan Supply Chain Management
Supply Chain Management memiliki tujuan utama yaitu mengatur, mengelola, dan mengoordinasi permintaan serta persediaan pasar (supply dan demand). Sehingga, pihak-pihak yang terlibat dapat menangani masalah-masalah yang ada dengan lebih efektif dan efisien.
Masalah yang sering dialami dalam arus SCM adalah salah satunya masalah pengadaan barang, supplier, beserta semua resiko yang ada.
Manajemen hubungan dengan pelanggan juga salah satu masalah dalam supply chain yang harus diperhatikan. Hal ini mengingat, tanpa konsumen maka keseluruhan rantai pemasok tidak dapat berjalan dan ekonomi juga terhambat.
Supply Chain Management juga meliputi penanganan masalah, dari identifikasi masalahnya, penanganan, hingga pengelolaan risiko.
Jika SCM berjalan dengan baik, maka bisnis atau perusahaan dapat bersaing dan unggul secara kompetitif di pasar. Untuk meraih ini, produk yang dihasilkan harus berkualitas, harga terjangkau, produksi yang tepat waktu, dan memiliki variasi sesuai kebutuhan konsumen.
Fungsi Supply Chain Management
Supply Chain Management memiliki fungsi utama yaitu pengelolaan bahan mentah hingga menjadi produk di tangan konsumen.
Fungsi utama ini berkaitan dengan hal-hal nyata seperti biaya pengadaan bahan baku, biaya yang digunakan produksi, hingga biaya distribusi yang meliputi pengiriman dan pengemasan. SCM juga berfungsi memastikan bahwa produk sudah terpenuhi di pasar.
SCM juga ikut andil dalam survei pasar dan pihak perantara dalam pasar untuk memastikan kondisi supply dan demand terpenuhi.
Fungsi terakhir dari Supply Chain Management adalah perencanaan dan pengembangan produk, serta menerima aspirasi konsumen terhadap produk dan jasa yang disediakan.
Proses dalam SCM
Supply Chain Management merupakan proses panjang dan kompleks yang melibatkan banyak pihak. Mulai dari pengadaan, produksi, hingga pemenuhan demand konsumen.
Berikut penjelasan tentang proses-proses SCM secara sederhana dan ringkas.
Perencanaan dalam Supply Chain Management
Dalam proses ini, perusahaan akan memulai dengan melakukan perkiraan permintaan pasar (pelanggan). Perusahaan dalam tahap ini akan membutuhkan informasi seperti jumlah permintaan, dan waktu produk akan dikirimkan.
Demand forecasting atau perkiraan permintaan konsumen merupakan hal yang penting untuk dilakukan. Agar perusahaan tahu bahwa proses produksi dan penjualan sudah sesuai dengan permintaan pasar.
Tahap ini juga mencakup proses perencanaan pembelian bahan baku, tenaga kerja dan transportasi. Proses ini juga mengharuskan perusahaan untuk selalu melihat tren pasar.
Pengadaan atau Pembelian
Setelah melakukan proses perencanaan dan demand forecasting, tahap selanjutnya ialah perusahaan harus melakukan pengadaan barang.
Procurement atau proses pengadaan barang umumnya melibatkan proses pengajuan pembelian, persetujuan, dan pemesanan ke supplier.
Pengadaan barang merupakan proses yang dilakukan perusahaan untuk mendapatkan bahan baku atau bahan setengah jadi dengan harga yang paling menguntungkan bagi perusahaan.
Proses Produksi
Perusahaan akan mengolah bahan baku atau material menjadi barang siap jual. Hal ini yang dimaksud dalam proses produksi.
Semakin baik proses produksi, maka semakin bagus juga kualitas barang yang dihasilkan. Jika barang memiliki kualitas bagus, maka akan memiliki harga yang tinggi di pasaran. Proses ini tidak hanya melibatkan pekerjaan manusia, tapi juga mesin untuk produksi.
Proses produksi juga sangat berkaitan dengan proses perencanaan, termasuk pengelolaan karyawan. SDM yang kurang berkualitas dapat menghambat proses produksi, dan mengecewakan pelanggan.
Baca Juga: Manajemen Waktu Karyawan: Jangan Lewatkan 6 Langkah ini!
Pengelolaan Gudang (Penyimpanan)
Material dan bahan baku yang telah dibeli dan diproduksi, selanjutnya akan disimpan dalam gudang untuk kebutuhan produksi dan penjualan nantinya.
Pengelolaan penyimpanan ini meliputi proses memasukkan dan mengeluarkan barang (inbound dan outbound), pengambilan, packing, cross-docking, dan pencatatan stok opname.
Proses ini mengharuskan perusahaan mempertahankan barang-barang yang disimpan sehingga ketika melalui proses produksi maupun barangnya dijual, tidak mengalami penurunan kualitas yang dapat merugikan perusahaan.
Pengantaran Barang
Setelah proses pengambilan dan mengemas barang, maka proses selanjutnya adalah proses mengirim barang hingga sampai di tangan konsumen.
Fasilitas seperti jasa kurir dan transportasi harus sudah mewadahi dan siap untuk mengirim barang ke konsumen. Pada umumnya, proses ini juga menjadi proses akhir dari tahapan panjang Supply Chain Management.
Barang jadi siap jual akan dikirimkan ke konsumen sesuai tanggal yang sudah ditentukan di awal.
Pengembalian Barang (Retur)
Pengembalian barang dapat terjadi jika ada produk yang rusak atau tidak sesuai dengan permintaan konsumen. Bisa saja karena keterlambatan pengiriman, cacat produksi, dan kesalahan saat mengirim barang.
Proses pengembalian barang biasanya diawali dengan pemeriksaan kondisi barang, persetujuan untuk retur, dan pengembalian.
Perbedaan SCM dan Logistik
Istilah SCM dan logistik terkadang saling digunakan untuk menjelaskan satu sama lain, padahal dua hal ini memiliki makna yang sama sekali berbeda.
Logistik adalah bagian proses panjang Supply Chain Management, yang fokus kepada proses pemindahan barang dengan cara paling efisien. Dalam logistik, perusahaan harus memperhatikan metode dan cara pengiriman agar barang sampai tepat waktu.
Sedangkan SCM adalah rangkaian proses panjang, mulai dari pengadaan material, pembelian, produksi, pengiriman, penyimpanan, penjualan, hingga proses pengembalian barang.
Supply Chain Management adalah bagian besar dari seluruh aktivitas rantai pasokan yang melibatkan banyak pihak.
Kesimpulan
Dapat ditarik kesimpulan, bahwa Supply Chain Management adalah proses panjang yang meliputi kegiatan pengelolaan, pengaturan, dan penjadwalan arus produk mulai dari pengadaan, produksi, hingga penjualan ke konsumen.
Supply Chain Management adalah proses penting yang harus dilakukan perusahaan seoptimal mungkin. Agar perusahaan dapat memenuhi dan menjalankan fungsinya seefisien mungkin.
Proses Supply Chain Management yang baik dapat memengaruhi seluruh proses dari produksi barang, pengiriman, penjualan dan penyimpanan barang.