Employee turnover adalah tolok ukur tata kelola perusahaan yang baik. Turnover karyawan gambaran kinerja manajemen beserta divisi HR sebuah perusahaan.
Turnover karyawan adalah tingkat karyawan yang meninggalkan perusahaan (resign) dalam kurun waktu tertentu. Angka turnover menggambarkan karyawan lama yang digantikan dengan karyawan baru, bisa dalam periode bulan, atau tahun.
Pengunduran diri karyawan pasti akan selalu terjadi. Tidak peduli sebagus apapun manajerial sebuah perusahaan.
Namun apabila angka karyawan yang resign tinggi maka dapat merugikan dan berdampak negatif bagi bisnis. Seperti meningkatnya biaya untuk mencari dan merekrut karyawan baru, hiring process yang panjang, dan menurunnya produktivitas kerja.
Untuk itu, mempelajari dan memahami alasan turnover karyawan yang tinggi dapat mengatasi isu yang mungkin ada dalam perusahaan.
Baca Juga: 5 Tips Ampuh Mengurangi Turnover Karyawan
Pengertian Turnover Karyawan menurut Ahli
Ronald & Milkha (2014)
Menurut Ronald dan Milkha, turnover karyawan adalah niat dan kecenderungan karyawan untuk meninggalkan pekerjaannya saat ini.
Hal tersebut dapat terjadi karena berbagai alasan misalnya saja, ingin mendapatkan kesempatan karier di tempat yang lebih baik lagi.
Jewell & Siegall (1998)
Jewel dan Siegall sepakat bahwa turnover adalah minat dan keinginan seseorang dengan alternatif pekerjaan lain di tempat berbeda. Turnover juga dapat diartikan sebagai keinginan karyawan untuk mengundurkan diri dari pekerjaan yang kurang memuaskan yang dimiliki saat ini.
Simamora (2004)
Turnover karyawan adalah proses pemisahan atau pengunduran diri yang dilakukan karyawan secara sukarela dari sebuah perusahaan.
Robbins and Judge (2009)
Robbins and Judge berpendapat bahwa turnover merupakan pengunduran diri karyawan secara sukarela maupun tidak. Pengunduran diri tersebut dapat berupa perpindahan unit atau mutasi, pengunduran diri, dan pemberhentian karyawan.
Jenis Turnover Karyawan dalam Perusahaan
Employee turnover dapat dibagi berdasarkan jenisnya, yaitu berdasarkan kemauan karyawan, fungsional karyawan, dan bentuk pengendalian yang dilakukan oleh perusahaan. Berikut penjelasan selengkapnya.
#1 Kemauan Karyawan
Dalam turnover berdasarkan kemauan karyawan dapat dibagi menjadi 2, yaitu:
• Sukarela
Karyawan dapat mengundurkan diri dari perusahaan atas kemauan diri sendiri. Tentunya, keputusan tersebut dibuat tanpa adanya paksaan dari siapapun.
Umumnya, hal tersebut terjadi karena karyawan ingin mendapatkan kesempatan karier yang lebih baik di tempat lain. Sehingga, memutuskan untuk meninggalkan pekerjaannya yang lama.
• Tidak sukarela
Turnover jenis ini terjadi karena karyawan mengundurkan diri secara tidak sukarela dari perusahaan. Hal ini dapat diakibatkan oleh restrukturisasi perusahaan, dan perubahan struktur organisasi.
#2 Berdasarkan Fungsional Karyawan
Turnover juga dapat terjadi disebabkan oleh fungsional masing-masing individu dalam organisasi.
• Secara fungsional
Secara fungsional maksudnya adalah karyawan yang mengundurkan diri karena memiliki kinerja dan performa yang jelek. Karyawan seperti ini biasanya kurang dapat diandalkan dan dapat membuat lingkungan kerja menjadi kurang kondusif.
• Secara disfungsional
Kebalikan dari turnover secara fungsional, turnover disfungsional melihat karyawan dengan performa bagus yang memilih untuk resign.
Informasi ini penting karena dapat menjadi gambaran objektif bagi perusahaan agar dapat menurunkan tingkat turnover karyawannya. Mengingat, karyawan dengan performa yang bagus merupakan aset berharga perusahaan.
#3 Bentuk Pengendalian Perusahaan
Tingkat turnover dapat dibagi menjadi dua kategori, antara yang dapat dikendalikan perusahaan dengan yang tidak. Simak penjelasan berikut ini.
• Dapat dikendalikan
Terdapat situasi dan kondisi turnover karyawan yang masih dapat dikendalikan oleh perusahaan. Turnover ini umumnya berkaitan langsung dengan kebijakan, sehingga perusahaan memegang peran kendali utama.
• Tidak dapat dikendalikan
Sedangkan, turnover jenis ini ada karena faktor yang memang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan.
Seperti contoh, karyawan yang mengundurkan diri karena ingin melanjutkan pendidikan, atau karyawan yang resign karena tempat domisili yang terlalu jauh dari kontrol. Hal tersebut berada di luar kendali perusahaan.
Dampak Tingkat Turnover yang Tinggi
Tingkat turnover yang tinggi bagi perusahaan dapat berdampak negatif hingga merugikan perusahaan. Tidak hanya itu, tingkat turnover yang tinggi dapat mencerminkan citra yang buruk bagi perusahaan.
Karena, turnover rate sering menjadi acuan bagi pihak luar untuk melihat dan menilai baik tidaknya manajemen dan sisi HR sebuah perusahaan.
Untuk mengetahui tingkat turnover bisnis anda, anda dapat menggunakan rumus seperti berikut ini:
Dengan menggunakan rumus di atas, anda dapat mengetahui apakah bisnis anda memiliki tingkat turnover yang tinggi atau tidak. Sehingga, anda dapat memahami lebih dalam dampak turnover tersebut kepada kinerja perusahaan secara keseluruhan.
Setelah mengetahui tingkat turnover dalam perusahaan anda, maka anda akan lebih memahami dampak dari tingginya turnover tersebut.
Menambah Beban Finansial bagi Perusahaan
Sadarkah anda, perusahaan dengan persentase turnover yang tinggi, sering kali terpaksa mengeluarkan biaya yang sebenarnya tidak terlalu diperlukan.
Karena, semakin sering dan banyak orang yang resign, perusahaan membutuhkan biaya yang semakin besar juga untuk merekrut dan mendapatkan karyawan baru. Akibatnya, alokasi keuangan perusahaan bisa semakin membengkak.
Bayangkan, divisi HR memiliki tugas yang sangat rumit ketika merekrut karyawan baru. Mulai dari proses pemasangan iklan lowongan, seleksi resume, interview kandidat yang dirasa sesuai, pelatihan, hingga crosscheck data kandidat.
Proses panjang di atas juga sangat memengaruhi produktivitas dan performa HRD. Memang, karyawan resign memiliki alasan dan situasinya masing-masing.
Untuk itu, perusahaan perlu mengadakan exit interview. Yaitu kegiatan mewawancarai karyawan yang akan keluar. Hal ini berfungsi untuk mendapatkan informasi alasan dan penyebab karyawan tersebut keluar.
Mengurangi Produktivitas
Turnover yang tinggi dapat mengurangi produktivitas banyak karyawan dan divisi di kantor. Proses mulai dari karyawan keluar, tentu akan memberi beban kerja terhadap karyawan dari divisi yang sama.
Beban kerja yang meningkat akan menaikkan level stres dan menurunkan produktivitas divisi tersebut. Permasalahan mulai muncul ketika kandidat pengganti tidak kunjung didapatkan. Sehingga, kinerja perusahaan akan semakin menurun.
Kandidat dan karyawan baru yang diterima juga dapat menimbulkan berbagai permasalahan. Seperti proses onboarding, hingga adaptasi yang tentu saja memakan waktu.
Terlebih, jika karyawan baru yang didapatkan ternyata tidak sesuai, tidak cocok dengan individu dari divisi yang bersangkutan. Hal seperti ini tentu saja sangat memengaruhi produktivitas dan menciptakan lingkungan kerja yang tidak kondusif.
Menurunkan Citra Brand dan Perusahaan
Citra brand dan perusahaan juga dapat dipengaruhi oleh tingkat turnover yang tinggi. Misalnya saja, perusahaan yang bergerak di bidang fast food dengan tingkat turnover yang tinggi memiliki brand image yang tidak terlalu baik.
Hal itu disebabkan oleh kualitas pelayanan dan makanan yang kurang baik. Sehingga, memengaruhi citra perusahaan secara tidak langsung.
Masalah lain akan timbul karena citra perusahaan yang kurang baik. Kandidat atau tenaga kerja yang berkualitas akan berpikir dua kali untuk melamar di perusahaan dengan citra yang kurang baik. Sehingga, SDM yang didapat perusahaan juga tidak terlalu baik dan memiliki kompetensi yang rendah.
Mengurangi Tingkat Turnover secara Efektif
Ada banyak langkah dan strategi yang dapat diterapkan perusahaan untuk mengurangi tingkat turnover. Strategi ini dapat anda terapkan dalam jangka panjang dan terbukti efektif. Berikut penjelasan selengkapnya.
Meningkatkan Retensi dan Employee Engagement Berkelanjutan
Menurut Harvard Business Review, untuk mengurangi tingkat turnover perusahaan wajib memahami retensi karyawannya dan meningkatkan employee engagement.
Alasan orang bertahan dalam sebuah pekerjaan sama pentingnya dengan alasan orang yang memilih untuk resign. Untuk itu, memahami kebijakan dan peraturan perusahaan adalah langkah pertama yang dapat anda lakukan.
Meningkatkan Kualitas Recruitment
Kualitas proses rekrutmen dapat memengaruhi tingkat turnover. Bayangkan, apabila kandidat yang direkrut sebagai karyawan ternyata memiliki kemampuan dan kompetensi yang tidak sesuai dengan kebutuhan.
Tentunya, hal tersebut di atas dapat menyebabkan tingkat turnover yang tinggi. Maka dari itu, penting bagi HR perusahaan untuk merekrut orang yang sesuai dengan kebutuhan dan budaya perusahaan.
Memberi Pelatihan bagi Manajer
Sering kali, karyawan resign karena merasa kurang cocok dengan manajemen perusahaan. Anda dapat mengatasi hal ini dengan memberi pelatihan kepada manajer di dalam perusahaan.
Pelatihan tersebut bertujuan untuk melatih kepemimpinan agar manajer perusahaan anda dapat mengatur timnya lebih adil dan lebih baik.
Meminta Feedback secara Rutin
Untuk mengurangi turnover, tidak ada pendapat yang lebih baik selain karyawan anda sendiri. Untuk itu, anda harus rutin meminta feedback dan pendapat karyawan perusahaan anda.
Anda dapat meminta feedback berupa yang dirasakan karyawan ketika bekerja, kendala apa saja yang mereka alami, dan career track yang diinginkan oleh karyawan tersebut. Dengan begitu, anda dapat menciptakan ruang kerja yang dapat mengakomodasi sesuai kebutuhan karyawan.
Kesimpulan
Karyawan yang mengundurkan diri dari perusahaan sebenarnya merupakan hal yang wajar. Namun, tingkat turnover yang terlalu tinggi tentu saja dapat berdampak buruk bagi perusahaan.
Anda perlu mengetahui terlebih dahulu penyebab tingkat turnover yang tinggi tersebut. Sehingga, anda dapat membuat solusi yang efektif akan masalah turnover tinggi yang sedang dialami perusahaan.