Tren Teknologi Telekomunikasi yang sedang naik di Indonesia saat ini, menurut Budi Prawara (Kepala Pusat Riset Elektronika dan Telekomunikasi BRIN), adalah teknologi 5G. Saat ini, Indonesia sedang memposisikan diri untuk melakukan riset terkait teknologi advance telecommunication 5G. Gamantyo Hendrantoro, Guru Besar Institut Teknlogi Sepuluh November Surabaya, menambahkan, “Indonesia masih memerlukan beberapa langkah kerjasama riset untuk memakai teknologi telekomunikasi ini.” Dia menambahkan lagi kalau pengembangan perangkat pendukung implementasi 5G di Indonesia harus segera direalisasiakan kedepannya.
Pembicaraan mereka dengan beberapa tokoh penting lainnya terkait tren teknologi telekomunikasi di Indonesia tersebut terjadi pada sebuah acara Webinar yang bertajuk “Future Trends of Telecommunication: Perspectives, Opportunities, and Challenges.”
Pertanyaan berikutnya mungkin muncul dibenak Anda, apakah cuma 5G yang menjadi tren teknologi komunikasi di Indonesia atau Dunia? Jawabannya adalah tidak. Ada beberapa emerging trends lainnya terkait teknologi telekomunikasi. Lalu, apa saja isinya?
Tren Teknologi Telekomunikasi 2022 dari Deloitte
Sebuah laporan bertajuk “2022 TeleCom Industry Outlook” dari Deloitte mencoba memberikan jawabannya.
1.) Persaingan Mobile Broadband Semakin Ketat
Menurut laporan tersebut, ada peningkatan signifikan jumlah pengguna internet yang menggunakan produk mobile broadband. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hal ini.
Pertama, penyedia mobile broadband tidak perlu menggunakan kabel fiber optic untuk memberikan layanannya. Hal ini tentu bisa menghemat keuangan si provider. Mereka hanya perlu sewa atau membangun menara pemancar sinyal dan area coverage yang luaspun tersedia. Kedua, semakin banyaknya provider di sektor ini, maka kompetisipun terjadi. Semakin banyak kompetisi, Dengan adanya kompetisi, konsumen kemungkinan besar akan diuntungkan karena pasti akan ada ‘perang’ tarif dan layanan di antara mereka. Jadi, konsumen tinggal memilih provider mana yang paling cocok dengan kebutuhannya. Ketiga, kualitas kecepatan mobile broadband semakin mendekati fixed broadband.
Untuk memenangkan kompetisi ini, salah satu solusi yang bisa provider tempuh adalah segera merealisasikan 4G/5G Fixed Wireless Access dengan tarif yang terjangkau serta memastikan area coverage yang luas. Iya, tentu, hal ini tidak mudah. Provider harus benar-benar memperhitungkan bebrapa hal seperti, cost structure, benefits, value ke customer, dan lainnya.
2.) Digitalization dan Go Green
Untuk informasi, Perserikatan Bangsa-Bangsa telah merilis sebuah ‘target’ yang bernama UN Sustainable Development Goals. Anda bisa lihat apa saja isinya, di gambar di bawah ini.
Berdasarkan ini, kedepannya, banyak perusahaan yang akan melakukan perombakan besar untuk mencapai target affordable and clean energy. Digitalisasi dalam perusahaan telekomunikasi tentu sudah dijalankan. Namun, bagaimana dengan penggunaan sumber daya mereka, apakah sudah digitalisasi?
Inilah yang akan menjadi tren kedepannya. Mayoritas perusahaan telekomunikasi akan mencoba untuk mendigitalisasi semuanya, mulai dari operasional, maintenance, dan yang lain. Dengan digitalisasi, semuanya akan terlacak, termasuk carbon footprint dari semua proses tersebut. Dari situ, mereka akan melakukan berbagai metode untuk menekan jejak karbon.
Salah satu yang sudah mulai dilakukan perusahaan telekomunikasi adalah penggunaan e-sim. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir jejak karbon yang dihasilkan oleh mesin pembuat kartu sim dan bahan bakunya. Ada juga yang mengganti set generator diesel dengan hydrogen fuel. Perusahaan di bidang lain apakah bisa mengganti ‘komponennya’ seperti itu tadi?
Hmm… kita coba melebar sedikit. Perusahaan otomotif akhir-akhir ini memproduksi mobil dengan penggerak roda depan untuk semua target masyarakat. Kemungkinan besar, tujuan utamanya adalah untuk efisiensi bahan bakar dan menghemat biaya produksi. Hah, bagaimana bisa?
Mayoritas mesin mobil terletak di bagian depan. Mobil dengan penggerak roda depan mendapat tenaga langsung dari mesin yang ada di dekatnya. Hal ini tentu tidak membuat tenaga mesin bekerja keras sehingga = hemat bahan bakar.
Beda dengan penggerak roda belakang, mobil ini perlu sebuah besi penghubung antara mesin depan dan roda belakang. Dengan adanya penghubung itu, maka tenaga yang dibutuhkan mesin akan lebih besar sehingga = boros bahan bakar.
3.) Private Cellular Network Semakin Diminati
Private Cellular Network kurang lebih adalah sebuah dedicated network yang menggunakan spektrum wireless berteknologi LTE atau 5G. Network ini dapat dikonfigurasi untuk mendukung persyaratan spesifik sebuah perusahaan dalam area atau kondisi geografis tertentu. Manfaat yang dicari perusahaan di network ini adalah keamanan yang lebih mudah untuk dipantau, validitas dan reliabilitas, area coverage, kontrol, mobilitas, ultra-low latency, dan lainnya.
Dengan adanya beberapa benefits itu beberapa perusahaan dan organisasi mulai mengevaluasi potensi dari tren teknologi telekomunikasi ini. Ada salah satu rangkuman case study dari Toyota Advanced Logistics Company yang membahas benefit dari teknologi ini.
Tempat logistik tentu penuh dengan conveyor belt. Untuk itu sebuah automasi harus diterapkan. Namun, semakin panjang dan berbelit conveyor belt-nya, automasinya ini sering terputus. Terputusnya itu disebabkan karena area coverage dari WIFI yang tidak baik. Kalau koneksi sudah terputus, maka teknisi harus melakukan pemasangan ulang secara manual. Hal ini tentu sangat time consuming.
Untuk itu, perusahaan tersebut memasang sebuah private cellular network bertenaga 5G. Dan, menurut laporan tersebut, ada peningkatan 40% dalam equipment effectiveness perusahaan tersebut.
4.) Kebutuhan Akan Keamanan Cyber
Ketika semuanya serba terhubung ke internet atau software-based, maka kejahatan cyber-pun pasti mengintai. Salah satu bentuk paing sederhananya itu terletak pada perangkat yang terkoneksi pada jaringan 5G. Mobil listrik autonomous, smartphone, IoT, dan perangkat lainnya, semuanya bisa mengakses jaringan 5G. Jika ada serangan cyber yang ternyata bisa menembus jaringan tersebut, maka semua perangkat itu dalam bahaya karena berada dalam jaringan yang sama.
Dengan demikian, mayoritas perusahaan menginginkan penyedia teknologi telekomunikasi agar memiliki layanan keamanan cyber dan risk management.
Jadi… Sudah Saatnya Anda Berbenah
Koneksi 5G yang lebih merata dan cepat, 5G fixed wireless access, private cellular network, pengurangan jejak karbon, dan keamanan cyber adalah beberapa contoh tren teknologi telekomunikasi kedepannya. Sampai baris ini, Anda kemungkinan besar sudah mendapatkan gambaran umum terkait tren ini. Lantas, apa yang harus Anda lakukan berikutnya?
Anda bisa memulai dengan berdiskusi dulu dengan tim internal Anda. Kemudian, Anda bisa mulai untuk berkonsultasi dengan kami terkait IT Infrastructure berbasis cloud apa yang cocok dengan perusahaan Anda. Dan, Anda pastikan juga Anda menanyakan masalah ketersediaan fitur keamanan cyber-nya.
Terima kasih sudah membaca dan semoga semua ini bermanfaat.