Hampir semua sektor perusahaan dan bisnis global sedang menghadapi tantangan dan perubahan besar selama beberapa tahun terakhir, dan hal semacam ini pasti akan terjadi lagi pada tahun 2023. Saat ancaman muncul di berbagai titik, organisasi perusahaan membutuhkan langkah yang tepat untuk menghindari ancaman tersebut. Setidaknya, itulah yang dikatakan oleh sebuah research brief dari IBM Institute for Business Value. Untuk mempersiapkan diri, prediksi dan trend bisnis 2023 menjadi langkah awal yang bisa Anda lakukan dalam hal ini. Tak perlu khawatir, Anda sudah menemukan hal tersebut di sini.
Namun, untuk pemanasan, Anda mungkin perlu tahu beberapa insight di bawah ini.
Setiap pimpinan eksekutif perusahaan pasti mencoba memprediksi “masa depan”. Cara prediksinya mungkin diawali dengan pertanyaan semacam ini, apakah resesi ini terjadi di negara ini saja atau malah terjadi secara global? Cuaca ekstrem yang menghambat rantai pasokan ini berakhir kapan ya? Konflik geopolitik antara negara maju ini menimbulkan efek apa? Dan seterusnya. Tidak hanya itu, para eksekutif juga harus memikirkan tentang…..
Inflasi
Oktober 2022 kemarin, Kristalina Georgieva, Managing Director dari IMF, bilang kalau rata-rata inflasi global akan mencapai 9.5% atau bahkan lebih di kuartal pertama 2023. Lonjakan harga sudah dipastikan terjadi dan akan bertahan cukup lama akibat hal ini. Benar-benar menjadi hari yang buruk untuk para pimpinan eksekutif.
Tapi, apapun yang terjadi, Anda harus tetap berusaha untuk menegakkan kepala. Anda harus menanggapi berbagai ancaman dan rintangan ini secara strategis. Karena itu, untuk membantu Anda, kami akan berbagi 6 prediksi atau trend bisnis yang kemungkinan besar akan terjadi di tahun 2023.
6 Trend Bisnis untuk Tahun 2023
1.) Semakin Cepatnya Transformasi Digital Menjadi Trend Bisnis Utama
Di tahun 2023, Anda pasti akan melihat berkembangnya inovasi teknologi transformatif seperti kecerdasan buatan (AI), internet of things (IoT), virtual dan augmented reality (VR/AR), komputasi dan penyimpanan cloud, blockchain, Web3, koneksi super cepat 5G dan lainnya.
Ada sebuah kecenderungan di mana nantinya beberapa perusahaan akan menggunakan semua teknologi ini. Namun, salah satu yang paling bisa untuk diaplikasikan oleh mayoritas perusahaan adalah teknologi komputasi dan penyimpanan berbasis cloud. Berikutnya, kemungkinan besar, beberapa sistem SaaS (Software as a Service) bisa menjadi solusi dari berbagai permasalahan Anda. Tidak hanya itu, teknologi semacam ini juga memiliki tampilan UI dan UX yang mudah digunakan bahkan tanpa coding sedikitpun.
Sales dan marketing yang lebih efektif, customer support yang lebih baik, supply chain yang lebih transparan dan efisen, proses manufaktur yang lebih simpel, dan lain sebagainya bisa dicapai, jika Anda mau mengimplementasikan ini. Ketika Anda sudah mulai, secara bertahap, mengimplementasikan beberapa teknologi semacam ini, maka transformasi digital untuk perusahaan Anda bisa tercapai.
2.) Supply Chain Terkena Dampak
Pada tahun 2023, CSCO (Chief Supply Chain Officer) memperkirakan kalau “kerusakan” rantai pasokan akan terus mengancam kelangsungan hidup perusahaan. Riset dari IBM IBV mengungkapkan bahwa, dalam dua hingga tiga tahun ke depan, dua hal yang menjadi tantangan terbesar CSCO global bagi perusahaannya adalah macroeconomic (yang biasanya disebabkan oleh iklim geopolitik yang memburuk) dan kondisi alam (yang biasanya disebabkan oleh bencana alam).
Sejak timbulnya konflik bersenjata antara Ukraina dan Russia, para CSCO mendorong perusahaan mereka untuk mempertimbangkan kembali lokasi penyedia rantai pasokan. 33% CSCO mengatakan bahwa mereka sudah bekerja sama dengan pemasok lain di negara atau wilayah baru selama tiga tahun terakhir. Kemungkinan besar, perusahaan lain akan menyusul di masa mendatang. Para CSCO juga berusaha untuk menerapkan intelligent workflows ke seluruh alur kerja mereka. Kemudian, mereka ingin mengintegrasikan alur kerja tersebut ke supplier dan mitra ekosistem mereka jika memungkinkan.
Hampir 50% CSCO berpendapat kalau model rantai pasokan yang menerapkan inisiatif sutainabilitas atau berkelanjutan adalah kunci dalam mengatasi ancaman rantai pasokan. Para supplier dan vendor yang biasanya memasok bahan baku ke perusahaan, tentu, harus mulai memikirkan tentang hal ini agar tetap bisa berbisnis. Mualai pikirkan tentang pertanian dan peternakan berkelanjutan, praktik rendah emisi dan limbah, serta hal lainnya yang tetap memenuhi kaidah sustainabilitas atau keberlanjutan.
3.) Praktik Sustainabilitas di Perusahaan Menjadi Trend Bisnis Penting
Mari kita bahas masalah sustainabilitas lebih lanjut. Dalam sebuah riset dari IBM yang bertajuk “Sustainability as a Transformation Catalyst”, 86% eksekutif perusahaan manufaktur mengatakan kalau organisasi mereka itu punya strategi keberlanjutan, tetapi hanya 35% yang telah bertindak berdasarkan strategi itu. Dengan kata lain, hanya satu dari tiga perusahaan manufaktur yang telah mengintegrasikan tujuan dan metrik keberlanjutan ke dalam proses bisnis. Tidak adanya ROI yang jelas (57%) dan kurangnya insights data (44%) adalah tantangan terbesar bagi mereka dalam mengimplementasikan tujuan kerberlanjutan ke dalam proses bisnis.
Karena keberlanjutan menjadi komponen utama dari upaya transformasi, para pemimpin akan membutuhkan teknologi yang matang untuk membantu mereka melacak hal ini. Faktanya, 42% Chief Information Officer mengatakan keberlanjutan adalah area dalam organisasi mereka di mana teknologi dapat memberikan dampak terbesar, setidaknya selama tiga tahun ke depan. Perusahaan manapun yang dengan sukses bisa mengintegrasikan keberlanjutan ke dalam upaya transformasi digital mereka, maka mereka dapat tumbuh lebih cepat daripada kompetitornya.
Di sisi lain, konsumen ternyata bersedia memberi “penghargaan” kepada perusahaan yang berhasil mengimplementasikan strategi keberlanjutan ke dalam produk atau jasanya. Dalam sebuah laporan yang berjudul “Balancing Sustainability and Profitability” Sekitar 49% konsumen secara global mengatakan bahwa mereka mau membayar harga lebih jika produk yang mereka pilih bertanggung jawab atas keberlanjutan lingkungan. Bahkan 4 dari 10 (43%) konsumen berpenghasilan rendah sekalipun mengatakan bahwa mereka telah membayar lebih atas nama berkelanjutan. Conscious consumers atau purpose-driven consumers semacam ini pasti akan mempromosikan produk atau jasa Anda ke teman atau keluarga mereka karena sudah menerapkan kaidah sustainabilitas.
4.) Keamanan Siber dan Data
Keamanan data konsumen sangat penting, jadi tolong perhatikan hal ini. Pada tahun 2022, Cisco, dalam laporannya yang berjudul “Cisco 2022 Consumer Privacy Survey” menemukan bahwa 43% konsumen tidak dapat melindungi data pribadi mereka. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya kebijakan transparansi data oleh perusahaan yang bersangkutan. Akibat data pribadi yang kurang bisa terlindungi, 68% konsumen dari India, 53% konsumen dari Cina, 47% konsumen dari Meksiko dan 37% rata-rata semua konsumen yang menjadi responden telah memilih merek lain.
Jangan anggap remeh terkait terkait masalah cybersecurity. Investasikan sejumlah sumber daya Anda untuk mengatasi permasalahan ini. Menurut informasi, kerugian akibat data breach yanng dialami oleh AS mencapai USD 9,44 Juta.
5.) Customer dan Employee Experience
Experience above anything else. Semua perjalanan pelanggan dari proses memilih produk sampai urusan aftersales support harus Anda perhatikan.
Bayangkan sebuah toko online di mana kita dapat memilih dan “mencoba” langsung pakaian, perhiasan, dan aksesorinya. Fitur semacam ini sudah mulai diterapkan oleh salah satu brand luxury Hugo Boss. Bahkan, Walmart sudah mulai menerapkan fitur virtual try-on semacam ini juga.
Kemudian, Anda juga menyediakan fitur BOPIS atau Buy Online and Pick-Up in Store. Tidak, hanya itu urusan aftersales support-nya juga Anda tingkatkan kualitasnya karena sudah memakai perangkat lunak helpdesk.
Benar-benar sebuah customer experience yang memukau.
Tidak hanya itu, Anda juga harus memikirkan tentang employee experience juga di tengah badai ekonomi seperti saat ini. Sebisa mungkin pertahankan karyawan Anda karena budget untuk hire orang dari 0 lagi itu lebih besar daripada mempertahankan yang sudah ada.
6.) Mempertahankan Karyawan
Di tahun 2023, Anda para employers akan disibukkan dengan bagaimana cara untuk mempertahankan karyawan (atau mungkin mencari karyawan baru dengan catatan budget yang dikeluarkan akan semakin besar) Anda. Anda harus mulai berpikir bagaimana memberikan fleksibilitas kerja, budaya perusahaan yang menarik, peluang untuk berkembang atau belajar, dan berapa gaji yang cocok untuk mereka.
Tidak hanya itu, Anda juga sebaiknya mulai berpikir untuk mencari tahu bagaimana caranya melakukan reskilling atau up-skilling karena mau tidak mau akan ada beberapa jobdesc yang pasti tergantikan oleh teknologi.
Hmm… contoh mudahnya itu, Anda tahu film Charlie and The Chocolate Factory yang rilis tahun 2005. Di situ, ayahnya Charlie kan tergantikan oleh mesin pembuat pasta gigi. Namun, di akhir film, ayahnya Charlie ini dapat pekerjaan sebagai teknisi mesin pembuat pasta gigi itu.
Beberapa contoh umum skill apa saja yang bisa Anda beri ke karyawan Anda adalah kreativitas, critical thinking, komunikasi interpersonal, leadership, dan skill lainnya yang masih membutuhkan unsur humanis.
Ingat, meskipun perusahaan Anda tidak selalu dapat menaikkan gaji karyawan, Anda masih dapat membantu mereka dengan cara lain. Anda mungkin bisa menambah jatah cuti, memberikan tunjangan anak, memberikan fasilitas untuk istirahat siang dan lain-lainnya.
Apakah Anda Sudah Menyiapkan Diri?
Sebanyak apapun Anda membaca insights terkait trend bisnis, tidak akan ada hasilnya jika Anda tidak mau memulai. Anda bisa mulai dengan mencari provider atau partner transformasi digital terpercaya untu membantu perusahaan Anda dalam bertransformasi. Klik banner di bawah ini dan mulai berdiskusi dengan tim terpercaya kami terkait hal ini. Terima kasih dan semoga bermanfaat.