Hampir bisa dipastikan, kalau salah satu hal tersulit yang dihadapi oleh perusahaan adalah ketika pekerja atau karyawan terbaik resign. Saat ini, pernyataan semacam ini semakin kuat kedudukannya karena imbas dari pandemi dan pemulihan iklim ekonomi global pasca pandemi itu sendiri. Jadi, apakah para karyawan terbaik itu resign karena gajinya kurang? Jawabannya adalah iya dan tidak.
Iya, gaji memang masih menjadi alasan. Namun, tidak hanya sekedar gaji, ada beberapa hal lainnya juga yang mereka inginkan dari perusahaan. Untuk mencari tahu apa saja yang benar-benar bisa menarik mereka, Bain & Company melakukan survei terkait topik ini. Responden yang digunakan adalah sebanyak 500 karyawan dan 230 perusahaan di bidang teknologi yang tersebar secara global.
Untuk menghemat reading time Anda, mari kita masuk ke daftar apa saja alasan karyawan terbaik resign dari perusahaan Anda.
Begini Alasan Mengapa Karyawan Terbaik Resign dari Perusahaan
Pertama) Hanya 13% Perusahaan yang Bisa Mempertahankan Karyawan Terbaik
Sebelum masuk ke inti topik, ada satu insight pembuka yang harus mulai Anda perhatikan dulu. Hanya 13% perusahaan yang bisa mempertahankan karyawan IT terbaik mereka. Angka ini, tentu, belum bisa mewakili situasi iklim dunia kerja di seluruh dunia. Namun, dari angka ini, Anda bisa mengambil sebuah kesimpulan. Kesimpulan yang berisi bahwasanya mempertahankan karyawan terbaik, apapun jenis pekerjannya, adalah hal yang tidak mudah. Karyawan di bidang Konten Kreatif, Marketing, Sales, Support, Product Management dan apapun lainnya, semuanya, sama-sama penting.
Lebih lanjut, para kandidat ternyata membuat keputusan untuk gabung ke perusahaan itu, tidak hanya lihat masalah kompensasi atau benefit gajinya saja. Mereka, para karyawan yang memiliki keterampilan di atas rata-rata menginginkan hal-hal lain juga, misalnya seperti fleksibilitas kerja.
Kedua) Learning dan Growth Menjadi Alasan
Hampir bisa dipastikan kalau selalu lebih baik jika Anda bisa mempertahankan karyawan Anda daripada hire orang baru. Anda, sebagai employer, terkadang merasa khawatir kalau alasan karyawan terbaik resign adalah karena masalah gaji. Iya, benar itu menjadi salah satu alasan, tapi menurut survei dari Bain & Company, bukan itu alasan satu-satunya.
Alasan kedua di mana karyawan terbaik resign dan akan mencari pekerjaan baru adalah kurangnya kesempatan dalam learning dan growth. Ketika masa depan mereka, para karyawan terbaik, di sebuah perusahaan terlihat stagnan atau kurang lebih sama, maka mereka mulai menghabiskan lebih banyak waktu untuk mengakses Jobstreet, Indeed, TalentClub, Glints dan lainnya. Mereka akan mencari posisi baru yang terlihat lebih baik dan setelah menemukannya, mereka akan mencari affirmasi melalui besaran gaji atau benefits yang mereka peroleh.
Ketiga) Fleksibilitas Model Kerja
Alasan yang menempati urutan ketiga dalam survei ini adalah masalah fleksibilitas kerja. Sekitar dua pertiga karyawan mengatakan, mereka tetap ingin memilih model kerja Hybrid. Selanjutnya, 46% dari mereka pasti akan mempertimbangkan untuk keluar dari perusahaan jika perusahaan tersebut menghilangkan model kerja remote. Yang terakhir, sepertiga karyawan mengatakan bahwa mereka ingin bekerja secara remote maksimal empat hari seminggu. Satu hari lainnya, mereka ingin datang ke kantor untuk mempererat sosialisasi sesama teman kantor.
Keempat ) Award dan Recognition dari Perusahaan
Perlunya penghargaan dan pengakuan untuk karyawan menempati urutan selanjutnya dalam survei ini. Kabar baiknya, sebagian besar perusahaan telah secara aktif meningkatkan kedua hal ini. Sekitar 70% perusahaan mengatakan kalau mereka telah meningkatkan gaji pokok karyawan, 47% dari mereka mengatakan telah meningkatkan jumlah bonus gaji, sekitar sepertiganya mengatakan telah meningkatkan tunjangan kesehatan.
Selanjutnya, menambahkan lebih banyak waktu istirahat juga sudah dilakukan oleh sekitar satu dari empat perusahaan tersebut. Bagi karyawan yang bekerjanya wajib on-site, perusahaan memberikan waktu istirahat lebih banyak dalam satu minggunya.
Kelima) Implementasi Teknologi Modern
Penggunaan teknologi dan cara kerja terbaru juga bisa menjadi daya tarik yang kuat bagi karyawan. Lebih dari 80% karyawan setuju kalau penggunaan alat dan metodologi modern sangatlah penting bagi mereka. Ketika Anda menerapkan alur kerja modern yang efektif dan efisien ke semua karyawan, kemungkinan besar dari mereka pasti akan senang dan bangga karena sudah terlibat dalam alur kerja modern tersebut. Di sisi lain, ketika perusahaan Anda menunjukkan, secara implisit, ke publik bagaimana alur kerja modern diterapkan, maka pasti akan ada sentimen positif yang mengarah ke perusahaan Anda.
Bonus Tambahan) Pengalaman Kandidat Juga akan Menentukan
Oke ini bonus tambahan buat Anda yang sudah bertahan membaca sampai bagian ini. Ini mungkin akan out-of-context sedikit karena akan membahas tentang apa-apa saja yang membuat kandidat karyawan tidak mau bergabung dengan perusahaan Anda.
Kita akan shift ke salah satu survei yang mengarah ke pekerja IT di salah satu negara Asia Tenggara, Singapura. Untuk informasi, survei yang berjudul Tech Talent Expectations Survey 2021 ini dilakukan oleh Randstad Singapore dan YouGov.
Menurut survei, 39% talenta teknologi menolak tawaran wawancara kerja di suatu perusahaan karena perusahaan tersebut tidak memiliki pemahaman dasar yang memadai terkait ruang lingkup atau pekerjaan teknologi tersebut. Selain itu, 41% dari mereka juga menolak tawaran yang sama jika mereka tidak mendapatkan kesan positif terhadap staff atau manajer rekrutmennya.
Dari dua persentase tersebut, sudah bisa dipastikan kalau yang Anda butuhkan adalah meningkatkan kualitas candidate experience.
Memiliki komunikasi yang meaningful dapat meningkatkan pengalaman kandidat dan pasti akan membuat perusahaan Anda menonjol. Proses wawancara adalah waktu yang penting bagi kandidat untuk memahami apakah kepribadian, minat, dan keterampilan mereka cocok untuk perusahaan Anda. Di sisi lain, hal ini juga merupakan sebuah waktu terbaik bagi manajer perekrutan untuk sharing beberapa informasi kepada kandidat supaya mereka merasa dihargai.
Karena itu, Anda perlu melatih manajer perekrutan agar mereka bisa mengomunikasikan dengan jelas ruang lingkup pekerjaan dan budaya perusahaan (budaya tim juga bisa) kepada kandidat potensial. Ketika semua komunikasi dan prosedur perekrutan berjalan lancar, kemungkinan besar kandidat akan mendapat experience yang baik, sehingga mereka yakin dengan perusahaan Anda.
Jadi apa yang bisa Anda, para Employer, Lakukan?
Langkah pertama yang bisa Anda lakukan adalah menerapkan value proposition perusahaan kepada, tidak hanya ke pelanggan, tapi juga ke semua karyawan. Proposisi itu mungkin lebih condong ke kompensasi yang lebih baik, fleksibilitas kerja, peluang untuk berkembang, dan lainnya.
Kedua, ketahuilah bahwa fleksibilitas pekerjaan dan penggunaan teknologi modern adalah pembeda utama dalam mempertahankan karyawan sekaligus memberikan keunggulan dalam proses perekrutan.
Terakhir, perusahaan harus sebisa mungkin membuat lingkungan di mana karyawan saat ini merasa akan merasa lebih terhubung dan engaged. Kemungkinan besar, jika Anda melakukan semua hal ini, maka Anda pasti bisa mempertahankan karyawan terbaik Anda.
Mempertahankan karyawan bukan perkara mudah. Untuk itu, siapapun yang memilih bertahan di perusahaan Anda dengan waktu yang sangat lama, harus Anda hargai. Segera antisipasi berbagai efek negatif iklim dunia kerja saat ini dengan beberapa tips ini tadi dan jika Anda perlu bantuan untuk memodernisasi alur kerja Anda, mari berdiskusi dengan kami dengan klik banner di bawah ini. Terima kasih dan semoga bermanfaat.