Tantangan Transformasi Digital di Tahun 2023 dan Tips Mengatasinya

Share on:

Transformasi digital telah menjadi prioritas utama bagi hampir semua bisnis perusahaan. Meningkatkan keunggulan kompetitif mereka, mendapatkan loyalitas pelanggan, mendapatkan pendapatan yang lebih besar, dan menyelesaikan berbagai workload seefektif dan seefisien mungkin adalah apa yang mereka harapkan dari transformasi ini. Namun, tidak semua perusahaan bisa mendapatkan ini karena ternyata ada berbagai tantangan transformasi digital yang muncul

Boston Consulting Group dalam laporannya menuliskan kalau 70% inisiasi transformasi digital berakhir tidak “sempurna”, bahkan justru menghasilkan beberapa konsekuensi baru yang sebelumnya tidak ada. Sebuah hasil yang kurang baik, mengingat 80% perusahaan setuju kalau tranformasi digital merupakan strategi mereka dalam jangka pendek maupun panjang. Ditambah lagi spending dalam transformasi ini juga lumayan cukup besar. IDC menuliskan kalau total spending transformasi digital diproyeksikan akan mencapai USD 3,4 triliun pada tahun 2026. 

tantangan transformasi digital

Lantas antisipasi apa yang sebaiknya dilakukan? Salah satu yang paling sederhana adalah aware terhadap tantangan transformasi digital yang kemungkinan muncul nantinya dan bagaimana cara mengatasi hal itu. 

Anda tak perlu mencari lebih jauh, karena kami mencoba untuk menjelaskan semua hal ini ke Anda.

Dalam artikel spesial ini, kami akan membahas 6 tantangan transformasi digital yang paling sering muncul dan adakah tips terbaik yang bisa dilakukan untuk mengatasi atau menghindari tantangan tersebut.

6 Tantangan Transformasi Digital Terbesar di Tahun 2023

BCG juga bilang kalau teknologi yang mengiringi transformasi digital perusahaan itu memang penting. Namun, yang arguably jauh lebih menentukan adalah “dimensi” manusianya (organisasi, birokrasi, alur kerja, budaya). 

1. Kurangnya talenta teknologi

Berdasarkan sebuah laporan dari KPMG bertajuk Global Tech Report 2022, 9 dari 10 perusahaan sudah menggunakan atau mengadopsi sistem cloud. Di sisi lain, talent shortages di bidang teknologi menjadi sebuah tantangan nomor 1 bagi semua responden. Talenta di bidang Data Scientist, Data Analyst, AI/ML Engineer dan apapun yang teknis mungkin semua setuju kalau ini shortage. Yang lumayan “mengejutkan” adalah talenta yang belum “kenal” dengan teknologi digital apapun. Misalnya, masih ada beberapa talenta yang belum paham sistem kerja dari penyimpanan berbasis cloud. Mereka masih “bersih kukuh” kalau menyimpan file yang aman ya secara lokal di storage PC. 

Oke, masalah seperti ini itu datang dari dua arah. Di satu sisi, sudah mulai banyak perusahaan yang ingin mengadopsi teknlogi untuk transformasi digital. Di satu sisi lainnya, pengenalan basic teknologi kurang merata di kalangan lulusan sekolah tinggi atau universitas. 

Tips yang bisa dilakukan:

Anda sebaiknya membuat program kerja sama internship dengan beberapa sekolah tinggi atau universitas. Atau, setidaknya, Anda membuat program internship general pada umumnya juga boleh. Intinya itu, di sini, Anda akan memberikan pelatihan teknologi kepada peserta yang qualified. Pastikan Anda memiliki kurikulum yang benar-benar work-ready dalam hal ini, supaya waktu yang dikeluarkan tidak sia-sia. Setelah program internship-nya selesai, Anda bisa coba untuk menawarkan pekerjaan langsung ke beberapa peserta yang berhasil lolos dengan nilai terbaik. 

Kalau mereka mau, Anda bisa melanjutkan memberikan pelatihan ini lebih dalam lagi. Dan, pada akhirnya, Anda akan mendapatkan talenta yang berkualitas di bidang teknologi.

Kalau itu terasa merepotkan, tentu, Anda bisa melakukan upskiling atau reskiling kepada talenta yang sudah Anda miliki. Dan, jelas, proses yang ini lebih terjangkau juga.

2. Menolak untuk berubah

Sudah menjadi fakta umum bahwa untuk tetap kompetitif dalam persaingan, bisnis Anda harus cepat dan siap dalam menerima perubahan teknologi.

menolak transformasi digital

Namun, apa daya, di luar sana masih banyak bisnis perusahaan yang menolak adanya perubahan. Mereka lebih “senang” dan terbiasa dengan menjalankan tugas-tugas secara manual. Belum lai, beberapa data mereka masih “terkurung” dalam silo-silo yang kalau semisal ada yang butuh, mereka harus mengikuti serangkaian proses birokrasi terlebih dahulu. 

Tips yang bisa dilakukan:

Untuk memastikan keberhasilan perubahan atau transformasi digital, semua orang, mulai dari pemimpin hingga karyawan, harus memiliki pemahaman yang sama dalam memahami pentingnya hal ini.

Supaya bisa paham, penting hukumnya kalau Anda bisa menyusun strategi manajemen transformasi yang komprehensif. Strategi ini harus mampu mengawasi semua langkah, batasan, flow bisnis dan teknologi, kekhawatiran dan keuntungan bagi talenta yang sudah ada, serta aspek lainnya seperti biaya atau apapun semacamnya. Lakukan dan sosialisasikan hal ini dengan baik, buktikan dengan data, maka niscaya semua orang akan mau untuk memahami.

3. Masalah keamanan

Beberapa perusahaan khawatir jika implementasi teknologi baru di dalam operasi mereka bisa meningkatkan risiko keamanan siber yang lebih tinggi. Secara umum, memang benar kalau mendigitalisasi sesuatu itu pasti akan ada risiko keamanannya. Maksudnya seperti ini, Anda pasti akan menggunakan beberapa software dari vendor SaaS untuk menyukseskan transformasi digital. Masalahnya, Anda pasti merasakan kesulitan jika mau melakukan audit atau verifikasi kualitas keamanan software tersebut karena mereka milik pihak ketiga.

keamanan menjadi tantangan transformasi digital

Ditambah lagi, menurut IBM, 83% perusahaan mengalami lebih dari 1 kali data breach di tahun 2022. Kemudian, tingkat serangan siber juga meningkat sebesar 38% dari periode 2021 ke 2022.

Tips yang bisa dilakukan:

Sangatlah penting untuk melibatkan seorang CISO atau Chief Information Security Office berserta tim keamanan siber untuk merancang dan menerapkan langkah-langkah keamanan data. Tidak hanya itu, mereka juga bisa melakukan pemilihan vendor dengan lebih baik dalam konteks keamanannya. Staff Anda juga bisa dilatih oleh mereka terkait bagaimana caranya mengamankan data digital. 

4. Masih menggunakan sistem lama

Beberapa perusahaan tidak siap untuk berpisah dengan sistem lama mereka yang “nyaman” itu. Mereka biasanya berpendirian kalau teknologi baru itu mahal, sehingga lebih baik dan hemat kalau tetap menggunakan sistem yang sudah ada.

Kalau sudah begini, coba beri pemahaman ke mereka kalau sebenarnya sistem lama itu punya hidden cost. Semakin tua sistemnya, maka semakin rentan akan kerusakan. Tidak hanya itu, biasanya, biaya sparepart untuk sistem tersebut juga tidak murah karena sudah jarang diproduksi. 

Sistem tua juga membuat Anda tidak bisa berintegrasi dengan teknologi lain yang sudah modern, dan ini adalah kerugian yang cukup besar. Belum lagi, kecepatan dan efisiensi waktu pemrosesan yang seiring waktu akan terkikis.

Tips yang bisa dilakukan:

Pertama, Anda perlu menganalisis dan mencari tahu sistem mana yang memerlukan “perubahan”. Anda bisa mengidentifikasi hal ini dengan 6 faktor ini: kesesuaian model bisnis, value bisnis, agility, biaya, kompleksitas, dan risiko.

Kedua, setelah Anda mengetahui area mana yang memerlukan modernisasi, Anda perlu memberikan pelatihan orientasi terkait teknologi baru ini ke semua talenta yang bersangkutan. 

Ketiga adalah uji coba, uji coba, dan uji coba. Jangan terburu-buru dalam memutuskan penggunaan suatu software. Lakukan uji coba sebelum meluncurkan transformasi besar-besaran. 

5. Masalah keuangan

Tidak diragukan lagi bahwa transformasi digital itu tidak murah. Semua pemangku kepentingan harus paham kalau investasi ini itu butuh dana. Pengeluaran ini akan mencakup berbagai hal seperti: penerapan alat baru, orientasi dan pelatihan karyawan tentang cara bekerja dengan sistem baru ini, dan mempekerjakan developer profesional untuk mendampingi, sewa analis bisnis kalau perlu dan masih banyak lagi.

Oh dan bisa saja kalau proses transformasi-nya tidak berjalan mulus. Biasanya suatu perusahaan itu tidak mau kalau sistem lama mereka “tergantikan 100%.” Untuk mengatasi masalah ini, tentu, ada biaya tambahan yang harus dikeluarkan. Ingat, layanan aftersales juga butuh biaya di sini. 

Tips yang bisa dilakukan:

Kendala anggaran mungkin menjadi hambatan besar dalam perjalanan menuju digitalisasi, tetapi Anda harus ingat bahwa transformasi digital adalah investasi jangka panjang. Beberapa langkah untuk meringankan hal ini adalah:

  • Diskusi intensif dengan departemen keuangan Anda untuk merancang strategi keuangan yang komprehensif
  • Hitung proyeksi ROI dari investasi ini
  • Coba temukan jika ada biaya tambahan wajib
  • Riset tentang pengalaman buruk perusahaan terkait transformasi digital. 
  • Petakan rencana transformasi digital dan uraikan menjadi target realistis yang dapat dicapai secara finansial.

6. Tidak adanya strategi transformasi digital

strategi transformasi digital

Perusahaan yang gagal mempersiapkan strategi transformasi digital secara mendetail sebelum memulai proses ini cenderung hanya akan membuang waktu dan uang. 

Tips yang bisa dilakukan:

Strategi transformasi digital yang terdefinisi dengan baik dan jelas adalah landasan kesuksesan transformasi digital manapun. Untuk itu, segera lakukan diskusi serius dan perhatikan beberapa hal ini:

  • Tujuan jangka pendek dan jangka panjang
  • Kekuatan dan kelemahan bisnis Anda saat ini sebelum “bertransformasi”
  • Status dan kinerja sistem Anda saat ini
  • Timeline atau roadmap, budget, dan alokasi sumber daya
  • Gambaran umum terkait market dan audiens Anda sekaligus niche/ceruk pasar Anda
  • Problem Statement, kebutuhan pelanggan, dan tren teknologi.

Visi strategis yang terdefinisi dengan baik akan memungkinkan Anda untuk mendorong penerapan dan pemberdayaan transformasi digital yang baik di seluruh perusahaan Anda. 

Tidak hanya itu, pemangku jabatan juga akan lebih mudah dalam menerima transformasi ini. Jika Anda merasa kesulitan saat merancang hal ini, sebaiknya Anda mencari Konsultan IT profesional. Mereka pasti akan membantu Anda di setiap perjalanan transformasi digital Anda.

Apakah Perusahaan Anda Siap Mengatasi Tantangan Transformasi Digital Ini?

Sekarang, setelah Anda mengetahui mengapa transformasi digital bisa gagal bagi beberapa perusahaan, Anda mestinya sudah merasa lebih siap. Anda bisa mulai dengan menjadwalkan diskusi serius dengan partner transformasi digital pilihan Anda. Oke, semoga ini bisa membantu Anda dan terima kasih.

salesforce crm

Share on:

Author

A. Alfan Alif
To the top
email-subscribe

Subscribe untuk mendapatkan Tips Terkini untuk Keberhasilan Transformasi Digital Anda!