b2c-adalah-mdoel-bisnis-terpopuler-apa-saja-tipe-dan-tantangannya

B2C Adalah Model Bisnis Terpopuler – Apa Saja Tipe dan Tantangannya?

Share on:

B2C adalah fondasi ekonomi negara

Business-to-consumer atau B2C adalah sebuah jenis transaksi bisnis dimana suatu perusahaan atau badan usaha menjual produk dan jasa mereka secara langsung kepada konsumen. Dengan kata lain, konsumen di sini merupakan end-user dari produk atau jasa yang Anda sediakan. 

Salah satu laporan dari Research and Markets menuturkan kalau B2C e-commerce market Indonesia diperkirakan akan tumbuh sebesar 19% dan akan mencapai USD 37,8 miliar di tahun 2022. Dari pernyataan ini, mungkin kita bisa setuju dan menarik kesimpulan kalau  pasar B2C adalah salah satu fondasi ekonomi dari Indonesia. 

Contoh penjualan B2C ini dapat kita lihat pada transaksi sehari-hari. Misalnya, saat Anda membeli ponsel pintar baru dari seorang penjual entah itu lewat online atau langsung datang ke toko. Secara tidak langsung, perilaku konsumen entah itu mayoritas atau minoritas merupakan pemicu atau pendorong utama dari market B2C. Sehingga, Anda sebagai pelaku usaha B2C harus menjaga hubungan baik Anda dengan pelanggan agar mereka tetap mau bertransaksi dengan Anda. 

b2c adalah salah satu penopang ekonomi

Mungkin, salah satu cara paling sederhananya adalah mengingat pelanggan Anda. Misalnya, pelanggan A sering sekali beli paket A. Kemudian, Anda bisa melakukan sapaan semacam, “mau paket A kayak biasanya kah?.” Dengan begitu si pelanggan A akan merasa “senang dan dihargai.”

Perbedaan B2C dan B2B

B2C berbeda dari B2B (business-to-business), di mana “pertukaran” produk atau jasanya terjadi antar bisnis, bukan antara bisnis dan konsumen seperti B2C.

Dari segi marketing-nya juga beda. B2B kampanye pemasarannya lebih cenderung dirancang untuk menunjukkan value dari suatu produk atau layanan. Di sisi lain, B2C kampanye pemasarannya lebih cenderung bertujuan untuk menggugah respins emosional pelanggan mereka.

Sekedar informasi buat Anda, istilah B2C pertama kali “diperkenalkan” oleh Michael Aldrich. Di tahun 1979, dia, untuk pertama kalinya dalam sejarah, berhasil mengadakan teleshopping. Dia menyambungkan acara televisi lokal dengan komputer pemroses transaksi jual beli via jaringan telepon kabel. 

B2C adalah model bisnis yang memiliki beberapa tipe

Secara umumnya, ada 5 tipe atau model dari B2C.

1.)  Direct Sellers

Ini adalah jenis B2C yang paling dikenal orang. Anda mau beli kebutuhan untuk membangun rumah? Anda langsung pergi ke department store khusus bangunan. Anda ingin makan siang dengan menu Nasi Padang? Anda langsung pergi ke depot Nasi Padang. Intinya adalah pelanggan membeli produk langsung dari penjual atau produsennya.

2.)  Model perantara

Transaksi jual beli yang dilakukan lewat perantara. “Perantara” di sini biasanya seperti e-commerce, website travel online, website jual beli properti dan semacamnya. Konsumen individu tetap menjadi end-user di sini, tapi mereka mendapatkan produk atau layanannya lewat pihak ketiga/perantara.

3.)  Model Berbasis Periklanan

Pendekatan B2C berbasis periklanan ini memanfaatkan traffic website dalam jumlah besar untuk menjual iklan yang pada gilirannya nanti akan menjual produk atau layanan kepada konsumen. Model ini menggunakan konten gratis berkualitas tinggi untuk menarik pengunjung ke website yang kemudian mereka akan menemukan suatu iklan online di dalamnya. Perlu diingat, model ini sangat bergantung pada kampanye pemasaran strategis dari Anda. Semakin bagus kampanyenya maka Anda bisa menghasilkan traffic dan mengubah beberapa traffic itu menjadi penjualan.

Beberapa contoh dalam konteks ini adalah website sosial media besar atau search engine besar seperti Google, Facebook, Instagram dan TikTok.

4.)  Model Berbasis Komunitas

Contoh paling terkenal di sini adalah Facebook karena si Facebook ini bisa menarget ads untuk suatu kelompok tertentu berdasarkan berbagai variabel. Penyedia forum lain yang bisa seperti ini lainnya adalah Kaskus Indonesia. Oke, misalnya begini, ada sebuah grup forum pecinta fotografi. Lah, Anda bisa “menggunakan” beberapa forum tersebut untuk menampilkan ads Anda yang terkait fotografi juga. Mungkin Anda menjual storage dengan grade professional atau mungkin Anda lagi menjual berbagai aksesoris pendukung fotografi.

Kalau Facebook terasa terlalu “informal”, maka Anda bisa gunakan platform lain yang lebih profesinal seperti Linkedin.

5.)  Model Berbasis Biaya

Model ini membebankan biaya berlangganan ke konsumen untuk mengakses ke konten mereka. Model berbasis biaya ini biasanya mencakup layanan streaming online (Netflix, Hulu, Disney+, Peacock dan semacamnya) dan beberapa publikasi in-depth (Jurnal penelitian, Harvard Business Review, Wall Street Journal, Narasi, Remotivi, Project Multatuli dan semacamnya).

berbagai layanan streaming konten

Tentu saja ada banyak variasi lain pada model bisnis yang beroperasi di bawah kerangka B2C, tetapi sebagian besar dari mereka pasti termasuk ke dalam salah satu dari lima kategori tersebut. 

Oke, sekarang apa saja keuntungan dan tantangan dari model bisnis B2C

Keuntungan dari Model Bisnis Business-to-Consumer (B2C)

  • Market yang luas & bervariasi

Pasar B2C besar dan beragam. Hal ini memberi perusahaan keuntungan dalam menargetkan konsumen dalam jumlah yang lebih besar. Bahkan usaha kecil yang beroperasi di dalam negeri dapat menjual produk atau layanan mereka kepada pelanggan di belahan dunia lain. Hal ini memungkinkan perusahaan Anda untuk terus tumbuh tak terbatas. Hmm… mungkin masih ada batasnya sih tapi dari regulasi pemerintah.

  • Sales Cycle yang Tidak Panjang

B2B mengharuskan Anda untuk “mendekati” calon klien. Proses ini biasanya memerlukan waktu, tenaga dan biaya yang lumayan besar jumlahnya. Berbeda dengan hal itu, B2C memungkinkan siklus penjualan yang lebih cepat. 

  • Komunikasi lebih personal dengan pelanggan

Perusahaan yang mengadopsi model bisnis B2C berkomunikasi dengan pembelinya secara langsung dan personal. Komunikasi ini bisa dilakukan melalui email, SMS, dan DM sosial media. Kemungkinan besar, tidak ada barrier “jabatan” di komunikasi ini, sehingga semuanya terasa lebih personal. Konsumen juga tidak segan-segan memberikan feedback jika ada produk atau layanan yang dirasa perlu ditingkatkan kualitasnya.

Tantangan dari Model Bisnis Business-to-Consumer (B2C)

  • Persaingan lebih ketat

Salah satu tantangan terbesar dalam pemasaran B2C adalah persaingan yang ketat. Dengan banyaknya perusahaan yang bersaing untuk mendapatkan perhatian konsumen, akan ada kemungkinan kalau Anda akan susah “terlihat” oleh konsumen. Hal ini berlaku pada beberapa jenis industri yang sudah banyak saingannya seperti produk fashion atau perawatan kulit. Di sini, Anda harus memberikan value propotition yang menarik agar usaha Anda terlihat oleh konsumen.

  • Margin keuntungan lebih rendah

Produk yang dijual di bisnis B2B cenderung lebih murah. Terkadang, Anda harus menemukan cara alternatif untuk mendapatkan kembali pendapatan yang hilang tadi dengan berfokus pada kuantitas dibandingkan kualitas. Hal ini meningkatkan risiko tidak adanya pembeli berulang karena masalah kualitas yang juga akan mempengaruhi keuntungan bisnis dalam jangka panjang.

  • Akuisisi dan Retensi Pelanggan

Mendapatkan dan mempertahankan pelanggan merupakan tantangan besar lainnya dalam B2C. Konsumen memiliki banyak pilihan dalam membeli produk dan layanan, dan Anda harus bekerja keras untuk menarik dan mempertahankan mereka. Beberapa cara yang bisa Anda lakukan adalah memberikan kampanye pemasaran yang menarik seperti diskon pada tanggal gajian karyawan atau memberikan layanan pelanggan yang baik. 

Pada akhirnya, model bisnis B2C adalah sesuatu yang tidak mudah, namun…

Tetap masih bisa untuk dilakukan dan dipertahankan. Bisnis B2C adalah pemegang posisi pasar yang penting karena sudah dan akan selalu melayani jutaan orang di seluruh dunia. Bisnis B2C akan terus berkembang seiring dengan e-commerce – dan e-commerce akan terus meroket di tengah tren konsumen saat ini. 

Iya, tentu, B2C memiliki berbagai tantangannya karena pastikan Anda punya cara untuk mengantisipasi hal ini. Feel free untuk reach kami dan temukan cara untuk menjaga hubungan baik Anda dengan pelanggan Anda. Semoga ini bisa membantu dan terima kasih sudah membaca.

salesforce crm

Share on:

Author

A. Alfan Alif

Categories: (1)

Freshsales
To the top