Bagaimana Cara Mengatasi Karyawan yang Memiliki Perilaku Buruk

Share on:

Kualitas sebuah tim bergantung sepenuhnya kepada baik atau buruknya anggota yang mengisi tim tersebut. Sebaik apapun kualitas timnya, jika ada satu saja anggota yang buruk, maka anggota lainnya bisa saja terinfeksi dengan virus keburukannya. Sayangnya, mengatasi seorang pekerja atau karyawan yang memiliki perilaku buruk itu tidak mudah. Karena itu, Anda mungkin perlu menyimak beberapa tips dari para pakar ini terkait cara mengatasi karyawan berperilaku buruk. Namun, sebelum itu, mari kita mencari tahu dulu beberapa statistik yang ditimbulkan akibat masalah perilaku buruk ini.

Perilaku Buruk Karyawan di Lingkungan Kerja

BetterBuys, sebuah website yang menyediakan ulasan tentang berbagai sistem software perusahaan, seperti Payroll, Accounting Software, ERP, Document Management, dan masih banyak lagi, merilis sebuah survei. Dengan menggunakan 2.000 responden yang merupakan pekerja Amerika Serikat di berbagai bidang perusahaan, survei ini ingin mencari tahu perilaku buruk “coworker” apa saja yang pernah mereka rasakan.

53,7% dari responden mengaku kalau rekan kerja mereka sering sekali bergosip atau menggunjing seseorang di balik mereka. Kemudian, ada persentase lainnya seperti ada yang sering terlambat, berbohong terkait izin, memalsukan surat sakit, menggunakan kata-kata kotor dan lain sebagainya.

Di tingkat supervisor atau manajer, ada perbedaan di sini. Sebanyak 37% responden mengaku kalau manajer mereka sering kali memarahi seseorang dengan kata-kata yang tidak pantas di depan umum.

karyawan yang memeiliki perilaku buruk

Ada yang menarik, kira-kira, bidang kerja apa yang pekerja/karyawannya itu sering kali kedapatan berbohong terkait izin, entah itu izin sakit atau izin lainnya?

Jawabannya adalah orang-orang yang bekerja di bidang edukasi (50,2%), disusul dengan bidang manufaktur (49,6%), dan ritel (46,6%). Apakah yang “berbohong” ini sepenuhnya salah? TIdak, karena beberapa dari mereka mengaku kalau mereka itu tidak mendapatkan jatah cuti sama sekali. Belum lagi, masalah lingkungan kerja yang dari sananya sudah tidak sehat. Dari sini, mereka mengaku terpaksa “berbohong” karena sudah mulai tidak kuat.

Berbagai perilaku buruk karyawan di lingkungan kerja ini, tentu, menghasilkan efek negatif bagi sekitarnya. Menurut Society for Human Resource Management, dampak dari perilaku buruk dari seorang atau sekelompok karyawan terhadap suatu organisasi itu sangat beragam. Contohnya meliputi: penurunan produktivitas, kinerja, kepercayaan, komitmen, dan lainnya. 

Dari sini, intinya adalah Anda harus segera mengintervensi siapapun pekerja Anda yang terindikasi memiliki perilaku buruk. Jelas, hal seperti ini tidaklah mudah, karena itu berikut ini ada beberapa rekomendasi tips untuk mengatasi hal ini dari beberapa pakar Forbes Business Council.

13 Cara Mengatasi Karyawan/Pekerja yang Memiliki Perilaku Buruk

#1 Ajak Duduk dan Bicaralah Dengan Mereka

Proses ini tidak mungkin hanya terjadi dalam satu pertemuan tatap muka. Anda harus secara berkala mengadakan pertemuan dengan seorang individu yang memiliki perilaku buruk ini. Gali lebih dalam dan cari tahu akar permasalahannya. Jika karyawan tersebut tidak mau bekerja sama dengan Anda untuk menyelesaikan ini, Anda boleh melakukan tindakan terakhir. Apa tindakannya? “Potong bagian buah yang busuk sebelum dia membusukkan seluruh pohon.” 

#2 Atasi Secara Pribadi dan Spesifik

Anda harus memperbaiki perilaku buruk karyawan dengan cepat dan sebisa mungkin selesaikan hal itu tanpa ada orang yang tahu, selain hanya yang terlibat. Tanyakan secara spesifik kepada karyawan mengapa melakukan ini dan apakah mereka punya solusi untuk menghentikan hal itu. Jika memang dia masih mengelak padahal ada bukti, segera berhentikan dia. Ingat, terkadang, budaya kerja itu terbentuk oleh perilaku buruk karyawan yang selalu ditoleransi oleh perusahaannya.

#3 Temukan Akar Penyebabnya

Cari tahu apa yang menyebabkan perilaku buruk tersebut terjadi. Sebagian besar perilaku buruk diakibatkan oleh masalah komunikasi atau kurangnya pemahaman antara kedua belah pihak. Jika masalah tersebut dapat diperbaiki, carilah cara untuk memperbaikinya secara bersama-sama atau lakukan sebagai sebuah tim. Jika hal ini tidak dapat diperbaiki, seperti biasa, Anda harus menyingkirkan semua pihak yang terlibat dan memulai lembaran baru.

#4 Gali Permasalahan Lebih Dalam, Lalu Bertindak

Apakah ini masalah ego yang mencerminkan sebuah struktur hierarki? Apakah ini agresi terhadap seseorang tertentu? Apakah ini rasa frustasi yang tak terbendung? Apakah ini ada kaitannya dengan masalah rumah tangga yang terbawa sampai ke lingkungan kerja? Menemukan akar dari suatu permasalahan akan memberi Anda jalan yang lebih mudah dalam menemukan solusi yang spesifik. Setelah sebuah solusi spesifik ditemukan, maka saatnya untuk mengambil langkah tindak lanjut.

#5 Beri Nasihat dengan Sudut Pandang Pertama

Mayoritas orang pasti punya kecenderungan dalam melakukan sesuatu, entah itu positif atau negatif. Ketika kita melihat hal negatif pada diri orang lain, cobalah untuk memberikannya sebuah nasihat. Kalau bisa, berikan nasihat yang bernada sudut pandang orang pertama. “Hei… aku dulu pernah juga mengalami hal itu. Kalau kamu tahu, ini sangat jahat sekali loh. Kamu pasti menyesal nantinya. Jadi, ayo berhenti lakukan itu ya.”

memberi nasihat

Kalau ini tidak mempan, Anda bisa berdiskusi lebih lanjut dengan dia, sekaligus mengajak orang lain yang juga berwenang, supaya bisa menambah perspektif. Misalnya, hal ini tidak juga berhasil dalam menemukan jalan keluar, maka silakan lakukan tindakan yang lebih sesuai menurut SOP perusahaan. 

#6 Kumpulkan Bukti dan Pendapat Rekan Kerja

Penting untuk memiliki dokumen yang isinya itu mendokumentasikan perilaku buruk seorang karyawan. Tentu, isinya harus bukti konkrit dan feedback anonim dari rekan kerja dia. Menunjukkan berbagai macam bukti perilaku buruk ini ke karyawan yang terindikasi akan membuat dia sadar akan kesalahannya. Setelah dia tahu apa kesalahannya, Anda bisa mengadakan diskusi konstruktif terkait solusi terbaik apa yang bisa digunakan untuk memperbaiki kesalahan dia.

#7 Terapkan Core Values dari Perusahaan Anda

Di poin ini, kita akan mundur ke prosesi paling awal….. proses rekrutmen. Coba kenalkan dan terapkan core values perusahaan Anda saat memulai proses rekrutmen. Kalau memang sudah dirasa kurang cocok, maka Anda bisa menggugurkan kandidat tersebut. Inilah mengapa proses wawancara itu tidak boleh dilakukan secara terburu-buru. Berbagai assignment psikologi juga bisa membantu Anda untuk menyaring kandidat.

#8 Tunjukkan Dampak Negatifnya

Perlu diingat, beberapa karyawan atau pekerja itu membutuhkan empati dan dukungan supaya mereka bisa menjadi versi terbaiknya. Di sisi lain, beberapa karyawan yang memiliki perilaku buruk itu, justru, harus melihat dampak negatif dari perbuatannya agar mereka bisa berubah menjadi versi yang agak lebih baik.

#9 Diskusi Jujur Apa Adanya dan Konsekuensi

Jika ada indikasi perilaku buruk kepada seseorang karyawan, Anda harus segera mengatasinya sejak dini. Pendekatan terbaik dalam hal ini adalah dengan melakukan diskusi jujur dengan karyawan tersebut. Tunjukkan ke dia kalau sikap buruknya itu benar-benar membuat produktivitas tim menurun. Anda kemudian menjelaskan solusi apa yang terbaik dari ini dan kalau tetap tidak berubah, maka tunjukkanlah konsekuensinya.

#10 Dengarkan Anggota Tim Anda yang Lain

Dengarkan apa yang tim Anda katakan kepada Anda, terkait apapun termasuk “adakah co-worker kalian yang berperilaku buruk?”. Dengarkan mereka semua tanpa perdebatan antara Anda dan karyawan yang sedang cerita tadi. Terkadang, perilaku buruk itu terjadi karena ada rasa malu dan insecure seseorang. Identifikasi hal ini dan segera rumuskan solusinya. Tunjukkan pada tim Anda kalau Anda benar-benar mempedulikan kualitas hubungan antara anggota satu dengan lainnya. 

#11 Menyediakan Konsultasi Kesehatan Mental

Anda harus mencoba untuk berempati kepada masing-masing karyawan. Ingat, setiap karyawan pasti punya struggle-nya, jadi sebisa mungkin cobalah berempati kepadanya. Anda bisa memberikan layanan konsultasi kepada mereka-mereka yang sedang mengalami masalah. Terkadang, karyawan yang memiliki masalah adalah karyawan yang akhirnya melakukan tindakan buruk. Nanti, di sesi konsultasi itu, ahli psikolog dapat meramu sebuah solusi bagi karyawan yang bermasalah tadi.

#12 Ambil Tindakan Serius

Ini merupakan jalan terakhir. Jangan takut untuk mengambil tindakan serius kepada karyawan yang memiliki perilaku buruk. Anda sudah lakukan segalanya untuk “mengobati” karyawan bermasalah ini. Namun, hasilnya nihil dan malah semakin menjadi-jadi. Apapun jabatannya Anda bersama semua eksekutif atau pemangku jabatan, harus berani untuk memecat dia. Ini hal yang sulit apalagi kalau jabatannya sudah tinggi. Memberi kesempatan itu penting, tapi tolong ketahuilah kapan Anda harus berhenti memberikan kesempatan.

Mengatasi Perilaku Buruk Karyawan Memerlukan Banyak Waktu dan Tenaga

Anda harus mengalokasikan waktu dan tenaga yang tidak sedikit untuk mengatasi permasalahan semacam ini. Karena itu, Anda, sebagai manager departemen HR, harus pintar-pintar mengelola waktu antara harus mengerjakan tugas administrasi semua karyawan dan mengatasi hal “khusus” semacam ini. Supaya meringankan beban Anda, sebaiknya Anda melakukan digitalisasi ke semua tugas administrasi HR Anda. Terapkan sebuah sistem HRIS Operasional untuk mengautomasi secara digital semua kebutuhan karyawan, mulai dari clocking, mengajukan cuti, payroll dan lainnya. 

Jika ini sudah dilakukan, maka Anda akan punya lebih banyak alokasi waktu dalam menyelesaikan permasalahan karyawan. Jadi, apakah Anda ingin berdiskusi lebih lanjut terkait sistem ini, silakan berdiskusi dengan tim konsultan transformasi digital kami untuk tahu informasi selengkapnya. Terima kasih, semoga bisa membantu.

Share on:

Author

A. Alfan Alif

Categories: (2)

Haermes Tip Sheet
To the top