Flexing adalah sebuah istilah yang marak digunakan di sosial media, khususnya di kalangan generasi MZ. Untuk pemaknaannya sendiri dapat diartikan berbeda-beda berdasarkan konteksnya.
Namun kali ini yang akan dibahas di sini adalah flexing dalam konteks komunikasi dan sosial media. Siapa yang sangka bahwa flexing juga dapat menjadi salah satu strategi marketing yang dipakai brand meningkatkan awareness bahkan hingga konversi. Simak artikel di bawah ini hingga tuntas ya!
Flexing Adalah: Memahami Maknanya
Di media sosial dan budaya populer, “flexing” merujuk pada tindakan atau upaya untuk memamerkan atau menunjukkan kekayaan, barang-barang mahal, atau prestasi dalam upaya untuk mengesankan orang lain atau mendapatkan pengakuan dan persetujuan sosial.
Sementara itu, dalam percakapan sehari-hari, “flexing” bisa berarti memperlihatkan atau menyombongkan diri tentang sesuatu yang baik atau luar biasa yang telah Anda capai. Misalnya, seseorang dapat mengatakan, “Dia lagi flexing tentang hasil ujian yang bagus.”
Di bidang marketing, “flexing” dapat merujuk pada tindakan memamerkan atau membesarkan hasil, prestasi, atau keberhasilan dalam kampanye pemasaran atau strategi bisnis. Ini sering terjadi ketika seorang pemasar atau perusahaan mencoba untuk menyoroti pencapaian mereka. Baik dalam hal peningkatan penjualan, pertumbuhan pengikut media sosial, atau prestasi lainnya untuk menciptakan citra yang kuat di mata klien, pelanggan, atau rekan bisnis.
Baca Juga: Merespon Feedback Negatif dengan Efektif Menggunakan Freshdesk
Asal Muasal Pemakaian Istilah Flexing dalam Tren Masa Kini
Asal usul pemakaian kata “flexing” dan mengapa menjadi tren masa kini dapat dijelaskan dengan beberapa faktor. Istilah ini telah mengalami perjalanan yang menarik dari berbagai konteks sehingga menjadi populer dalam budaya populer dan media sosial. Berikut adalah beberapa faktor yang berkontribusi pada popularitasnya:
Asal Usul dalam Bahasa Inggris
Kata “flex” sendiri berasal dari bahasa Inggris yang secara harfiah berarti “mengencangkan” atau “mengubah sesuatu menjadi kaku atau tegang.” Istilah ini telah digunakan dalam berbagai konteks, termasuk dalam kebugaran fisik, untuk merujuk pada tindakan memperlihatkan otot-otot yang ditegangkan.
Penggunaan dalam Budaya Hip-Hop dan Musik
Istilah “flexing” juga memiliki kaitan dengan budaya hip-hop dan dunia musik, terutama dalam lirik lagu-lagu rap. Dalam lirik, “flexing” digunakan untuk menunjukkan dominasi, keberhasilan, dan status sosial seseorang, dan sering kali berbicara tentang kekayaan dan prestasi.
Pengaruh Media Sosial
Peran media sosial dalam mempengaruhi budaya dan tren tidak dapat diabaikan. Platforms seperti Instagram, Twitter, TikTok, dan YouTube telah menciptakan ruang bagi orang-orang untuk memamerkan hidup mereka, pencapaian, dan kekayaan.
Penggunaan kata “flexing” menjadi lebih umum ketika pengguna media sosial mulai menyebut diri mereka sendiri “flex” atau “flexing” ketika menunjukkan hal-hal yang dianggap mengesankan atau menarik perhatian orang lain.
Dorongan untuk Memperlihatkan Kesuksesan
Dalam era di mana citra diri dan perhatian publik menjadi semakin penting, banyak orang merasa didorong untuk memperlihatkan keberhasilan dan pencapaian mereka.
Ini dapat mencakup hal-hal seperti menunjukkan barang-barang mewah yang dimiliki, hasil latihan fisik yang bagus, atau prestasi dalam berbagai bidang.
Faktor Budaya dan Masyarakat
Tren budaya dan perilaku masyarakat selalu berubah seiring waktu. Penggunaan istilah “flexing” juga dipengaruhi oleh dinamika budaya saat ini, keinginan untuk diakui dan diterima, serta nilai-nilai sosial yang mendorong penonjolan diri.
Contoh Strategi Flexing dalam Marketing Sebuah Brand
Contoh strategi “flexing” dalam marketing sebuah brand bisa berfokus pada memamerkan dan menonjolkan prestasi dan pencapaian dari brand tersebut. Berikut adalah contoh-contohnya yang mungkin bisa Anda duplikasi.
Kenaikan Penjualan yang Signifikan
Sebuah brand pakaian dapat “flexing” dengan mengumumkan kenaikan penjualan yang signifikan dalam periode tertentu, misalnya “Penjualan kami meningkat 300% dalam 6 bulan terakhir!”
Hal ini bertujuan untuk menarik perhatian pelanggan potensial dan menunjukkan bahwa produk mereka diminati banyak orang.
Penghargaan dan Rekomendasi
Jika brand telah menerima penghargaan atau rekomendasi dari pihak ketiga yang terkemuka atau media terkemuka, mereka dapat “flexing” dengan menyatakan, misalnya, “Brand kami dinobatkan sebagai ‘Brand Pakaian Terbaik Tahun Ini’ oleh majalah mode ternama.” Hal ini akan meningkatkan citra merek dan kepercayaan pelanggan.
Pengaruh di Media Sosial
Jika brand memiliki basis pengikut yang besar di media sosial, mereka bisa “flexing” dengan menampilkan jumlah pengikut mereka, misalnya “Kami memiliki lebih dari 1 juta pengikut di Instagram!” Ini akan memberikan kesan bahwa brand tersebut populer dan banyak disukai oleh masyarakat.
Kerjasama dengan Selebriti atau Influencer
Brand dapat “flexing” dengan mengumumkan kolaborasi dengan selebriti terkenal atau influencer yang memiliki basis pengikut yang besar. Misalnya, “Brand kami berkolaborasi dengan [nama selebriti] untuk koleksi eksklusif!” Hal ini akan meningkatkan citra brand dan daya tarik produk mereka.
Inovasi Produk atau Teknologi
Jika brand telah mengembangkan produk baru yang inovatif atau teknologi yang revolusioner, mereka bisa “flexing” dengan mempromosikannya, misalnya “Kami telah menciptakan teknologi terbaru dalam produk kami yang akan mengubah cara Anda berbelanja!” Ini akan menarik perhatian konsumen yang selalu mencari sesuatu yang baru dan unik.
Testimoni Pelanggan
Brand bisa “flexing” dengan membagikan testimoni pelanggan yang positif dan ulasan yang menggambarkan kepuasan pelanggan terhadap produk atau layanan mereka. Misalnya, “Banyak pelanggan kami memberi ulasan 5 bintang tentang pengalaman berbelanja dengan kami!” Hal ini akan meningkatkan kepercayaan konsumen potensial.
Penting untuk diingat bahwa saat menggunakan strategi “flexing” dalam marketing, brand harus tetap jujur dan transparan. Klaim dan pencapaian yang dipamerkan harus didukung oleh data yang valid dan tidak boleh menyesatkan konsumen.
Selain itu, brand harus tetap mengutamakan nilai-nilai dan kualitas produk mereka sebagai inti dari pesan pemasaran. Flexing adalah menunjukkan kualitas dengan bukti factual, bukan hanya sekadar iming-iming marketing saja.
Baca Juga: Freshworks Mendapatkan Penghargaan sebagai SaaS dengan Value for Price Terbaik
Studi Kasus: Kolaborasi Flexing Marketing dengan Influencer di Brand Olahraga “FitGear”
FitGear (brand fiksi), sebuah brand olahraga yang menghadirkan pakaian dan aksesori kualitas tinggi untuk para pecinta kebugaran, berhasil mengimplementasikan strategi “flexing” marketing melalui kerjasama dengan influencer fitness terkenal.
Mereka memilih influencer dengan basis pengikut yang besar dan penuh antusiasme di media sosial, terutama di platform seperti YouTube dan Instagram. Influencer ini mengenakan produk FitGear dalam berbagai konten yang menarik, seperti latihan rutin, panduan kebugaran, dan ulasan produk.
Selain itu, FitGear mengadakan kontes dan giveaway eksklusif bekerjasama dengan influencer, di mana pengikut dapat memenangkan produk unggulan. Strategi ini meningkatkan keterlibatan dan keterlibatan pengikut dengan merek serta menarik minat dari calon pelanggan. Kolaborasi “behind-the-scenes” juga digunakan untuk memberikan wawasan tentang proses produksi dan kualitas produk FitGear.
Hasilnya, brand berhasil meningkatkan kesadaran merek dan mencapai khalayak yang lebih luas. Penjualan produk meningkat secara signifikan selama periode kampanye dan setelahnya. Kehadiran merek di media sosial juga meningkat dengan pengikut baru yang datang dan interaksi yang lebih aktif.
Melalui strategi flexing marketing ini, FitGear berhasil mengukuhkan citra merek sebagai pilihan utama bagi pecinta kebugaran dan atletis serta meningkatkan posisi mereka di pasar olahraga yang kompetitif.
Kini Anda sudah mengetahui bahwa flexing adalah salah satu strategi jitu untuk marketing masa kini yang tetap bisa dijalankan dengan kejujuran dan tak membawa kerugian khususnya pada konsumen. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda. Dapatkan lebih banyak artikel bisnis dan karir hanya di blog Weefer Indonesia.