Apakah Anda pernah merasa jengkel karena berkunjung ke situs web yang loading-nya lama? Apakah Anda berpikir itu karena koneksi internet yang lemah? Ternyata, performa situs web yang lambat bukan hanya disebabkan oleh koneksi internet, tetapi juga cara konten disampaikan ke perangkat Anda. Oleh karena itu, ada teknologi yang bernama CDN atau Content Delivery Network.
Apa itu CDN? CDN adalah jaringan server yang tersebar di seluruh dunia dan bertugas untuk mendistribusikan konten situs web ke pengguna dengan lebih cepat. Tanpa CDN, konten harus diambil dari server pusat yang mungkin saja lokasinya jauh dari tempat Anda berada. Itulah yang menyebabkan waktu loading dalam akses situs web menjadi lebih lama.
Jika ingin mempelajari teknologi ini lebih dalam, Anda berada di tempat yang tepat. Di artikel ini, kami akan mengupas tuntas tentang apa itu CDN, bagaimana sejarahnya, jenis-jenis, hingga contoh penggunaan CDN. Jadi, jangan tunda lagi untuk simak artikel ini dengan seksama ya!
Apa Itu CDN (Content Delivery Network) ?
CDN singkatan dari Content Delivery Network adalah jaringan global dari server yang tersebar di berbagai lokasi geografis untuk meningkatkan pengiriman konten dari server utama ke pengguna akhir.
CDN bekerja dengan mendistribusikan salinan konten, seperti gambar, video, JavaScript, CSS, dan file lainnya ke beberapa server yang disebut edge server. Server-server ini ditempatkan di berbagai titik di seluruh dunia sehingga memungkinkan pengiriman konten yang lebih dekat dengan pengguna akhir.
Adapun menurut penelitian oleh Arvix, edge server menyimpan sekumpulan konten yang sangat selektif atau sering diakses dan dianggap penting dan hanya menyajikan sesuai permintaan pengguna. Konten yang disajikan oleh CDN sendiri mendapatkan rasio hit mendekati 100%. Ini berarti persentase permintaan yang bisa dilayani langsung dari edge server tanpa harus meminta konten dari server utama.
Jadi, ketika pengguna mengakses situs web atau aplikasi yang menggunakan CDN, mereka secara otomatis diarahkan ke server terdekat yang menyimpan salinan konten yang diminta. Dengan cara ini, waktu muat halaman bisa berkurang karena data tidak harus diambil langsung dari server utama yang mungkin saja lokasinya berada jauh dari lokasi pengguna.
Apa Manfaat Menggunakan CDN?
Adapun beberapa manfaat dari penggunaan CDN, seperti meningkatkan kecepatan pengiriman konten, meminimalisir penggunaan bandwidth, menjaga kepuasan pengguna, hingga mengurangi tingkat bounce rate.
Oleh karena itu, keberadaan CDN sendiri sangatlah berguna bagi banyak orang. Terlebih, pada tahun 2023, ukuran pasar CDN global diperkirakan mencapai USD 21,36 miliar dan diharapkan mencatat CAGR sebesar 17,7% dari tahun 2024 hingga 2030.
Pertumbuhan pasar ini bisa dikaitkan dengan peningkatan konsumsi konten online yang didorong oleh lonjakan media sosial, layanan streaming, atau platform e-commerce. Penggunaan internet global, khususnya di pasar negara berkembang, seperti Indonesia juga mendorong banyaknya permintaan layanan CDN agar kinerja situs web semakin optimal.
Baca Juga: Pentingnya Teknologi Cloud dalam Upaya Transformasi Digital
Sejarah CDN
Content Delivery Network (CDN) pertama kali dikembangkan pada akhir tahun 1990-an untuk mengatasi masalah dalam pengiriman konten yang cepat dan efisien di internet. Pada saat itu, CDN masih bertanggung jawab atas 15-30% trafik internet global. Setelahnya, muncul konten dengan bandwidth tinggi, seperti streaming video dan audio yang mendorong pengembangan lebih besar pada CDN.
Namun, sebelum CDN sudah ada beberapa teknologi, seperti server farm, hierarchical caching, caching proxy deployment, dan lainnya yang menjadi jalan pembuka.
Sejarah CDN pada umumnya dibagi menjadi beberapa generasi. Pada generasi pertama, CDN dibuat untuk memenuhi permintaan tinggi atas streaming audio dan video, mempercepat situs web, dan mendukung konten yang jumlahnya kian bertambah.
Selanjutnya, fokus utama CDN generasi kedua adalah produksi peer-to-peer, cloud computing, dan energy awareness. Selain itu, CDN juga diminta untuk melayani lebih banyak pengguna internet yang berfokus pada streaming konten video dan audio atau layanan Video-on-Demand, seperti Netflix dan layanan berita. Bukan hanya peramban desktop, tetapi pada generasi ini juga semakin meluas ke perangkat seluler.
Ada juga generasi ketiga, berarti CDN saat ini yang masih terus berkembang dengan berbagai penelitian dan pengembangan. CDN di masa depan diharapkan akan berkembang untuk lebih fokus pada pemodelan berbasis komunitas. Ini berarti CDN akan semakin melibatkan pengguna rata-rata dan individu biasa dalam pengelolaan dan pengiriman konten, bukan hanya bergantung pada penyedia layanan CDN besar atau server pusat.
Jenis-jenis CDN
Setelah memahami apa itu CDN, ada juga beberapa jenis teknologi ini yang hadir dengan beberapa model berbeda dan dirancang untuk memenuhi berbagai kebutuhan pengiriman konten. Adapun berikut adalah beberapa jenis CDN menurut LinkedIn Computer Networking, antara lain:
Traditional CDN
Ini menjadi salah satu jenis CDN yang paling banyak digunakan dan terdiri dari edge server yang menyimpan konten statis, seperti video dan gambar dari server utama. Ketika pengguna meminta halaman web, maka CDN akan mengalihkan permintaan itu ke edge server terdekat. Setelah itu, konten yang di-cache dikirimkan lebih cepat dibanding server utama.
Walaupun begitu, Traditional CDN juga mempunyai kelemahan, yaitu tidak bisa menyimpan konten dinamis, seperti halaman yang dipersonalisasi dan tidak mampu menangani lonjakan trafik yang tiba-tiba.
Dynamic CDN
Jenis CDN ini dibuat untuk mengoptimalkan pengiriman konten dinamis, seperti media sosial, e-commerce, atau situs berita. konten dinamis ini dibuat otomatis berdasarkan masukan hingga perilaku pengguna dan tidak bisa di-cache oleh Traditional CDN.
CDN ini menggunakan beberapa teknik, seperti penyeimbangan beban, kompresi, enkripsi, dan perutean untuk mempercepat komunikasi antara server asal dan edge server, serta antara edge server dan pengguna.
Peer-to-peer CDN
CDN Peer-to-peer atau P2P adalah jenis terdesentralisasi yang memanfaatkan daya komputasi dan bandwidth pengguna itu sendiri. Bukannya mengandalkan edge server, jenis CDN ini menggunakan perangkat lunak atau browser untuk membuat jaringan peer yang berbagi konten satu sama lain.
Jadi, ketika pengguna meminta halaman web, maka CDN P2P mencari peer terdekat yang mempunyai konten itu, lalu mengirimkannya kepada pengguna.
Hybrid CDN
CDN jenis ini adalah gabungan dari dua atau lebih dari jenis CDN yang mempunyai tujuan untuk memberikan yang terbaik. Misal, Hybrid CDN bisa menggunakan Traditional CDN untuk menyimpan konten statis dan Dynamic CDN untuk konten dinamis hingga CDN P2P untuk streaming video.
Cloud Based CDN
Terakhir, ada Cloud Based CDN yang menggunakan platform komputasi cloud, seperti Google Cloud Platform, Amazon Web Services, atau Microsoft Azure. Jenis CDN ini bisa menyederhanakan penerapannya karena tidak perlu melakukan instalasi hardware atau pemeliharaan.
Contoh Penggunaan CDN
Keberadaan CDN sangatlah membantu untuk mempercepat pengiriman konten sehingga pengguna bisa merasa lebih puas. Bahkan, adapun penelitian tentang berapa kecepatan loading yang paling disenangi. Melansir dari laman portent.com, Ketika halaman dimuat dalam 1 detik, rasio konversi rata-rata hampir 40%. Jika waktu pemuatan 2 detik, maka rasionya turun menjadi 34%. Saat 3 detik, rasionya mulai stabil pada 29% dan mencapai titik terendah pada waktu pemuatan 6 detik.
Lalu, waktu loading yang cepat karena CDN itu kira-kira diperlukan untuk apa? Adapun beberapa contoh penggunaan CDN, yaitu:
Streaming Video
Platform seperti Netflix hingga YouTube menggunakan CDN untuk menyajikan video berkualitas tinggi ke pengguna di seluruh dunia. Dengan mendistribusikan konten video ke server terdekat, CDN mengurangi buffering dan memastikan pemutaran video yang lancar.
Situs Web E-Commerce
Tidak sedikit e-commerce besar, seperti Amazon dan eBay menggunakan CDN untuk mempercepat pemuatan halaman produk, gambar, dan elemen lainnya. Ini bisa mengurangi waktu muat halaman dan meningkatkan pengalaman berbelanja online bagi pelanggan.
Berita dan Media
Situs berita seperti BBC, CNN, dan New York Times menggunakan CDN untuk menyajikan konten berita terbaru, gambar, dan video kepada pembaca di berbagai lokasi. CDN sendiri bisa memastikan bahwa konten selalu tersedia dan cepat diakses bahkan saat ada lonjakan trafik.
Game Online
Ada beberapa game online seperti Fortnite dan League of Legends yang menggunakan CDN untuk mengirimkan data game, pembaruan, dan konten tambahan lainnya dengan cepat. Ini bisa mengurangi latensi dan meningkatkan kecepatan respons dalam game serta memberikan pengalaman bermain yang lebih lancar.
Aplikasi Web dan Seluler
Terakhir, ada aplikasi seperti Facebook, Instagram, dan Twitter yang menggunakan CDN untuk menyajikan berbagai konten, mulai dari gambar, video, dan postingan dengan cepat kepada pengguna. CDN juga memastikan bahwa data aplikasi bisa diakses dengan cepat di berbagai lokasi geografis.
Kesimpulan
Content Delivery Network (CDN) adalah teknologi penting yang berguna untuk mempercepat pengiriman konten ke pengguna dengan mendistribusikan salinan konten dari server utama ke server-server yang lebih dekat dengan lokasi pengguna.
Memahami apa itu CDN dan menggunakannya, Anda bisa mengakses halaman situs web dengan lebih cepat, buffering video yang semakin kecil, dan memastikan pengalaman berselancar di dunia internet yang lebih baik.
Semua keunggulan ini bisa Anda dapatkan dengan mudah bersama Huawei Cloud CDN yang menawarkan solusi untuk memberikan kecepatan, efisiensi, dan keamanan tingkat tinggi pada situs web. Selain itu, harga paketnya juga bersaing dengan layanan cdn lainnya.
Jadi, jangan biarkan pengalaman pengguna Anda terhambat oleh latensi dan masalah pengiriman konten. Pelajari lebih lanjut tentang Huawei Cloud CDN dan COBA GRATIS sekarang juga!
Temukan Potensi Penuh Solusi CDN Cloud yang Inovatif bersama Huawei Cloud
Segera tingkatkan kecepatan website Anda ke level berikutnya dengan Huawei Cloud CDN!