kompensasi karyawan

Deloitte: Strategi Kompensasi Karyawan Semakin Penting!

Share on:

Kompensasi karyawan, beberapa dari Anda pasti pernah mendengar hal ini. Nah, sebenarnya apa kompensasi karyawan ini dan apakah benar ada manfaatnya?

Deloitte dalam artikelnya “Compensation Management Solutions: Market Primer” menyampaikan kalau kompensasi sudah menjadi salah satu prioritas utama bagi banyak pemimpin perusahaan. Kompensasi ini juga dapat menjadi value proposition ketenagakerjaan di perusahaan Anda sekaligus menjadi komponen terbesar dari keseluruhan biaya tenaga kerja yang dibutuhkan di perusahaan. 

Sayangnya, kondisi pasar tenaga kerja, komposisi tenaga kerja, dan preferensi pekerja yang terus berubah seiring berjalannya waktu menjadikan kompensasi sebagai topik yang “cair dan cukup sensitif.” Karena itu, banyak perusahaan yang berlomba-lomba memberikan value lebih dalam melakukan penyusunan strategi kompensasi supaya mereka dapat mempertahankan karyawan mereka. 

Hmm…. terus bedanya kompensasi dan benefit karyawan ini apa? Kok agaknya mirip. Dan, apa benar kompensasi karyawan memang sepenting itu? Oke, mari kita bahas ini satu-persatu.

Apa Perbedaan Antara Benefit dan Kompensasi Karyawan?

Perbedaan utama antara kompensasi karyawan dan benefit adalah kompensasi itu cenderung berbentuk remunerasi finansial, sedangkan benefit lebih cenderung ke yang non-finansial. Begini jelasnya….

Kompensasi adalah uang yang diterima karyawan sebagai imbalan atas kerja kerasnya, yang dapat berupa gaji, komisi, dan bonus. Perlu diingat, besarnya uang ini akan dikenakan pajak sesuai regulasi yang berlaku. Di sisi lain, benefit adalah fasilitas tambahan yang diberikan perusahaan atau organisasi kepada karyawan, dan masih mungkin memiliki nilai finansial, tetapi karyawan tersebut tidak menerima uang tunainya secara langsung. 

Asuransi kesehatan, opsi saham, membership gym, model kerja hybrid dan semacamnya adalah beberapa contoh dari benefit. Beberapa benefit ini ada yang kena pajak maupun tidak. Nah, strategi pengadaan benefit dan kompensasi karyawan pasti akan benar-benar dipikirkan oleh tim HR dan manajemen karena bisa menjadi sarana untuk mempertahankan atau menarik karyawan. Oh, dan setiap pekerja biasanya memiliki preferensinya masing masing terkait ini. Misalnya, karyawan usia 40-an lebih peduli dengan benefit perusahaan yang berupa rencana pensiun. Hal ini tentu berbeda dengan karyawan yang masih berusia jauh lebih mudah. 

Manfaat Kompensasi Karyawan

manfaat atau pentingnya kompensasi karyawan

Oke, dari sini, mungkin Anda ada pertanyaan, mengapa kita perlu ada strategi kompensasi karyawan? Ada manfaatnya kah? Ada begini manfaatnya.

1)  Menarik dan Mempertahankan Karyawan

Kemampuan untuk menarik dan mempertahankan karyawan yang berkinerja baik bisa ditentukan dari kualitas kompensasi dan benefitnya. Strategi kompensasi ini juga bisa menjadi daya saing perusahaan saat harus berkompetisi di talent market

Menemukan orang yang baik tidaklah mudah ketika banyak perusahaan lain yang juga bersaing melakukan hal yang sama. Tidak harus menemukan yang baru, mempertahankan yang sudah ada juga hal yang lebih tidak mudah lagi. Jika Anda sedang berada dalam posisi tersebut, maka Anda bisa mencoba untuk fokus dalam menyediakan strategi kompensasi dan benefit yang bernilai. Beberapa perusahaan Indonesia agaknya saat ini sudah mulai transparan terkait kedua hal tersebut saat open recruitment. 

Laporan Glassdoor bertajuk “Global Salary Transparency Survey: Employee Perceptions of Talking Pay” bilang kalau 70% dari 8.254 responden mereka setuju kalau perusahaan yang terbuka atau transparan terkait salary dapat meningkatkan employee satisfaction.

transparansi kompensasi karyawan

2)  Meningkatkan Kepuasan dan Motivasi Karyawan

Proses salary review karyawan dapat menentukan kepuasan dan motivasi mereka. Nah, untuk lebih meningkatkan akurasi dari proses review tersebut, Anda perlu tahu nih value dari karyawan Anda. Jangan sampai si karyawan itu merasa undervalued. Karyawan yang merasa undervalued cenderung memiliki kepuasan kerja yang rendah dan akhirnya akan resign. Ingat, biaya yang dikeluarkan untuk mengganti karyawan setelah mereka keluar adalah 2 kali lipat gaji karyawan itu.

Pew Research Center pernah menyampaikan kalau responden mereka 89% lebih ingin diperbanyak jatah paid time off-nya. Kemudian, disusul dengan tunjangan kesehatan (79%) dan program jaminan pensiun (76%). Ada kemungkinan kalau 3 contoh ini dapat juga meningkatkan kepuasan dan motivasi karyawan Anda.

3)  Meningkatkan Daya Saing di Talent Market

Karyawan atau kandidat yang memiliki keterampilan terbaik pasti akan diminati banyak pihak. Karena itu, Anda harus dapat menciptakan transparansi gaji dan paket kompensasi/benefit yang bernilai supaya dapat menarik mereka. 

Deloitte Global Human Capital Trends menyampaikan kalau 56% perusahaan sedang mendesain ulang strategi kompensasi mereka dalam tiga tahun terakhir. Mengapa? Karena mereka ingin mempertahankan karyawan mereka sembari mencari kandidat berkualitas di luar sana.

Berdasarkan tingkat kompleksitas pemberian kompensasi karyawan ini, ditambah lagi dengan preferensi dan komposisi kebutuhan yang sering berubah, sangat bisa dimaklumi kalau banyak perusahaan yang tampaknya terus mereview kembali strategi kompensasi karyawan mereka. 

4)  Menurunkan Turnover Karyawan

Bagi karyawan pada umumnya, moral dan kepuasan kerja mereka itu berbanding lurus dengan gaji mereka.

Jika Anda membayar karyawan kurang dari yang seharusnya, mereka akan unhappy dan bahkan memilih berhenti. Kita harus memberi kompensasi kepada karyawan dengan gaji dan paket kompensasi yang sesuai guna membuat mereka senang dan semakin engaged dalam pekerjaan. 

Sebuah jurnal penelitian bertajuk “The Effectiveness of Compensation in Maintaining Employee Retention” menemukan kalau kompensasi adalah faktor utama dalam meningkatkan retensi karyawan. Faktor berikutnya adalah inisiasi work-life balance, employee engagement, dan employee recognition.

Lantas, apa saja sih bentuk strategi kompensasi karyawan….

5 Strategi Kompensasi Karyawan yang Bisa Anda Lakukan Sekarang

> Strategi Straight Salary Compensation

Biasa disebut dengan gaji pokok. Gaji pokok adalah pembayaran yang telah direncanakan sebelumnya untuk pekerjaan yang dilakukan dan biasanya dibayarkan secara berkala, berdasarkan jam, minggu atau bulanan. Pendekatan ini dianggap yang paling “sederhana dan mudah” untuk dikelola karena tidak ada perhitungan rumit yang harus dilakukan. Gaji pokok menawarkan sejumlah uang tetap setiap periode pembayaran dengan kenaikan bertahap berdasarkan masa kerja karyawan.

> Strategi Salary Plus Commission

Gaji plus komisi merupakan skema kompensasi karyawan yang umum diterima. Karyawan memiliki gaji pokok dan bonus tambahan berdasarkan kualitas kinerja. 

Biasanya, beberapa teman sales dan business development mempunyai strategi kompensasi ini. Jika mereka mencapai target, mereka akan menerima bonus uang tambahan selain dari gaji pokok mereka. Hal ini dilakukan untuk memberi penghargaan atas pekerjaan mereka yang mana harus mencari leads di lapangan. Ketika Anda memilih untuk membayar karyawan Anda menggunakan komisi, sangat penting bagi mereka untuk merasa nyaman dalam lingkungan yang kompetitif tersebut. 

> Strategi Straight Commission Compensation

Apakah Anda pernah menemukan franchise kopi keliling yang memakai sepeda gerobak? Nah, para mitra pedagang kopi tersebut biasanya digaji dengan istilah “commission only”. Biasanya seperti itu. Jadi, jika si mitra ini dapat menjual 100 gelas kopi, maka dia akan mendapat gaji sekian. Kalau 200 gelas kopi, sekian. Begitu seterusnya. 

Begitu pula dengan Anda yang masih merintis perusahaan dan membutuhkan tim sales. Anda bisa “cek ombak” dengan hire karyawan sales menggunakan sistem “commission only”.  Di sisi lain, jelas, banyak karyawan yang tidak suka dengan hal ini. Yah, semacam pedang bermata dua lah.

Sales adalah pekerjaan berbasis kinerja. Untuk memotivasi para pekerjanya, perusahaan bisa meningkatkan komisinya. Masalahnya adalah, jika penjualan mereka tidak sesuai standar, maka mereka tidak akan dibayar sama sekali atau dibayar dengan jumlah di bawah rata-rata.

> Strategi Profit Sharing

Ketika sebagian laba perusahaan didistribusikan ke karyawan adalah contoh dari strategi ini. Bagi hasil dapat berupa bonus secara tunai, opsi saham, atau bentuk kompensasi lainnya. Bagi hasil dapat dihitung berdasarkan laba keseluruhan perusahaan atau laba divisi atau unit tertentu.

Jenis strategi kompensasi ini menyelaraskan kepentingan karyawan dengan kepentingan perusahaan, yang dapat meningkatkan retensi karyawan yang berinvestasi dalam keberhasilan perusahaan, dan meningkatkan budaya perusahaan karena perusahaan berbagi keberhasilan finansialnya dengan karyawannya secara langsung.

> Strategi Market-based

Strategi ini melakukan pendekatan untuk menentukan gaji karyawan berdasarkan market rates untuk posisi serupa di industri dan lokasi yang sama. Strategi ini bertujuan untuk menarik dan mempertahankan karyawan dengan memastikan kalau tarif gajinya tetap kompetitif.

Mengelola Kompensasi Karyawan Itu Susah. Unless…..

Anda menggunakan sebuah sistem dalam mengelolanya. Begini, menurut artikel dari Deloitte di awal paragraf sebelumnya, ada hal cukup penting yang harus Anda tahu. 

57% perusahaan masih menggunakan Spreadsheet untuk mengatur perencanaan kompensasi karyawannya. 49% menggunakan sistem HRIS kuno, 30% menggunakan sistem on-site yang dikembangkan secara internal, dan 6% menggunakan third-party system/vendor. Nah, di sini, Deloitte bilang kalau yang 57% itu sebaiknya segera migrasi ke sistem yang lebih proper.

Perubahan preferensi tenaga kerja dan tuntutan pasar memberikan tekanan besar pada strategi kompensasi serta transparansinya. Untuk itu, Anda harus berusaha lebih dalam memahami bagaimana solusi manajemen kompensasi dapat menyediakan fungsionalitas yang pasar dan karyawan butuhkan. 

Nah, di sini, Anda sebaiknya tidak lagi harus bergantung pada sistem teknologi kuno, seperti spreadsheet untuk mengelolanya. Sudah saatnya Anda untuk melakukan eksplorasi ke sejumlah sistem HRIS modern yang disediakan berbagai vendor pihak ketiga. Oh, dan pastikan juga kalau vendor tersebut memiliki opsi implementasi fully cloud maupun on-premise, karena sekali lagi, kebutuhan perusahaan itu berbeda-beda.

Bingung mau memulai dari mana? Tidak perlu khawatir karena Anda sudah menemukan solusi lengkapnya di sini.

Transformasi Pengelolaan SDM Perusahaan Anda dengan Haermes!

Anda siap untuk membawa keberhasilan SDM Anda ke level berikutnya? Ayo, temukan potensi baru bersama Haermes!

Hubungi SalesDemo Gratis Sekarang

Share on:

Author

A. Alfan Alif
To the top