Supply chain atau rantai pasokan tidak berlebihan rasanya kalau kita menganggap hal tersebut sebagai salah satu tulang punggung perekonomian global. Rantai pasokan ini memainkan peran yang amat vital dalam memastikan kelancaran aliran barang dan jasa dari produsen ke konsumen di seluruh dunia. Siklus tersebut akan berulang terus-menerus dan inilah yang biasa kita sebut sebagai perputaran ekonomi. Di era sekarang yang semakin kompleks, efektivitas dan manfaat supply chain management dapat menjadi faktor penentu dalam meningkatkan daya saing dan pertumbuhan ekonomi. Setiap tahapan dalam rantai pasok, mulai dari pemilihan supplier, pengadaan bahan baku, proses produksi hingga distribusi produk ke konsumen harus kita perhatikan kualitasnya. Dan, di sinilah sebuah sistem perlu digunakan guna meningkatkan kualitas dan efisiensi dari proses supply chain.
Ingatkah Anda dengan kejadian terblokirnya Terusan Suez karena ada kapal tanker yang “mogok” selama beberapa hari? Akibat peristiwa tersebut banyak perusahaan yang harus merugi karena supply chain-nya terhambat. Bahkan, menurut BBC, setidaknya ada 369 kapal tanker lain yang harus berhenti di mana kerugian totalnya sudah mencapai USD 9.6 miliar, hanya dalam 1 hari.
Di sinilah, manfaat supply chain management menunjukkan perannya. Lantas, apa sebenarnya yang bisa dilakukan oleh sistem ini? Mari kita simak bersama.
Pengertian Supply Chain Management
Supply Chain Management (SCM) adalah konsep yang, sekali lagi, krusial dalam dunia bisnis dan ekonomi, dan bahkan telah mendapatkan perhatian luas dari disiplin ilmu. Di perguruan atau sekolah tinggi manajemen, wajib hukumnya pasti ada mata kuliah manajemen SCM. Para siswa tersebut, setelah selesai lulus dari mata kuliah tersebut, biasanya diharapkan untuk bisa:
Formulasi Strategi Supply Chain: Mampu menyusun strategi supply chain yang sesuai dengan karakteristik produk dan pasarnya.
Perencanaan: Mampu merancang planning supply chain yang memperhatikan keseimbangan antara tujuan dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk konsumen.
Pengelolaan Supply Chain: Memiliki keterampilan mengelola sistem supply chain, baik konvensional maupun digital.
Identifikasi dan Rekomendasi: Mampu mengidentifikasi masalah yang timbul di dalam supply chain dan merekomendasikan sejumlah tindakan actionable.
Lantas, apa sebenarnya pengertian dari Supply Chain Management? SCM merujuk pada pengelolaan aliran barang, informasi, dan keuangan yang efisien dari pemasok bahan baku hingga konsumen akhir. Menurut Sunil Chopra bukunya “Supply Chain Management: Strategy, Planning, and Operation”, SCM adalah koordinasi sistematis dari kegiatan produksi, inventarisasi, lokasi, dan transportasi di dalam dan di luar perusahaan untuk mencapai keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.
Lebih lanjut, dalam buku “Designing and Managing the Supply Chain” oleh Simchi-Levi, SCM didefinisikan sebagai integrasi dari semua kegiatan yang terkait dengan pengadaan bahan baku, produksi barang setengah jadi dan produk jadi, serta pengiriman produk tersebut kepada konsumen. Buku ini menekankan pentingnya kolaborasi antara berbagai entitas dalam rantai pasok, termasuk supplier, produsen, distributor, dan pengecer di rantai paling akhir, untuk mencapai efisiensi operasional dan kepuasan pelanggan yang optimal.
Sementara itu, dalam “Essentials of Supply Chain Management” oleh Michael H. Hugos, SCM dijelaskan sebagai serangkaian pendekatan yang digunakan untuk mengintegrasikan supplier, pergudangan, produsen, dan toko rantai akhir secara efektif, sehingga barang akan diproduksi dan didistribusikan dalam jumlah yang tepat, ke lokasi yang tepat, dan pada waktu yang tepat pula guna meminimalkan biaya sekaligus memenuhi kebutuhan layanan pelanggan. Buku ini juga menyoroti pentingnya teknologi informasi dalam meningkatkan visibilitas dan koordinasi di seluruh rantai pasok yang Anda miliki.
Secara umum, ketiga buku tersebut menyoroti bahwa SCM bukan hanya tentang logistik dan distribusi, tetapi juga melibatkan manajemen strategis yang mencakup perencanaan, pengendalian, dan pengawasan terhadap berbagai proses yang membentuk rantai pasok. Dengan pendekatan yang terintegrasi dan kolaboratif, SCM bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya, dan meningkatkan kepuasan pelanggan, yang pada akhirnya berkontribusi pada keunggulan kompetitif dan keberlanjutan bisnis.
Sayangnya, SCM tidak hadir tanpa permasalahan sama sekali.
Baca Juga Artikel Ini: Mengenal Lebih Dekat 6 Modul di Sistem ERP dan Fungsinya (Ada Success Stories-nya)
Tantangan untuk Mendapatkan Manfaat Supply Chain Management
Inspectorio, dalam laporannya “State of Supply Chain Report 2024”, menyampaikan beberapa hal terkait tantangan dari supply chain management. 40% dari responden mengaku kalau risk management and supply chain resilience mereka merupakan tantangan atau concern terbesar mereka saat ini. Disusul dengan regulatory and compliance pressures (37%) dan kemudian budget constraints 32%.
Lantas, apa langkah mitigasi yang dilakukan oleh para pelaku supply chain ini? Mayoritas dari mereka melakukan diversifikasi supplier. Berikutnya, mereka melakukan pemantauan dan peninjauan kembali akan kualitas rantai pasoknya. Melakukan pengefisiensian operasional adalah apa yang mereka lakukan selanjutnya. Mari kita bahas singkat tentang masalah diversifikasi.
Ingat masalah kapal tanker mogok di Terusan Suez tadi? Iya, mayoritas bisnis tidak mau mengulangi masalah yang sama sehingga mereka menggunakan diversifikasi supplier. Jadi kalau ada alur supply yang “buntu”, mereka masih punya alur lainnya, simple-nya seperti itu.
Lengkapnya seperti ini, menurut laporan yang sama, mayoritas perusahaan melakukan diversifikasi supplier, membina kemitraan erat dengan supplier lokal (jadi tidak harus kirim mengirim antar benua), dan meningkatkan transparansi rantai pasok menggunakan solusi sistem supply management cerdas, dengan teknologi seperti AI, blockchain, dan IoT salah satu contohnya. Langkah inilah yang mereka percayai sebagai strategi efektif untuk mengelola hubungan dengan banyak supplier sekaligus mengurangi vulnerabilities.
Apakah strateginya berhasil? Hasilnya adalah 3,6 dari 5. Angka yang kecil sebenarnya, tetapi hal ini menunjukkan kalau masih ada ruang untuk perbaikan ke depannya, terutama dalam strategi operasional dan integrasi teknologi. Mendukung temuan ini juga, para eksekutif menekankan pentingnya strategi mitigasi risiko semacam ini, khususnya peran integrasi teknologi dalam meningkatkan transparansi dan ketahanan rantai pasok.
Baik, jadi apakah ada manfaat supply chain management lain yang bisa diperhitungkan untuk menghadapi tantangan di atas tadi?
Manfaat Supply Chain Management
#1 Peningkatan Efisiensi Operasional
Pengurangan Biaya Produksi — SCM memungkinkan perusahaan untuk mengurangi biaya produksi dengan mengoptimalkan proses pengadaan bahan baku, produksi, dan distribusi. Dengan mengelola rantai pasok secara efektif, perusahaan dapat mengurangi pemborosan, meningkatkan produktivitas, dan menghemat biaya operasional.
Contoh Kasus: Toyota dikenal dengan sistem produksi Just-In-Time (JIT), yang merupakan bagian integral dari SCM milik mereka. Dengan JIT, Toyota hanya memproduksi kendaraan sesuai permintaan pasar. Jelas, hal ini dapat mengurangi kemungkinan oversupply, dan meminimalkan biaya penyimpanan di gudang. Hasilnya, Toyota mampu menghemat biaya produksi dan meningkatkan efisiensi operasional.
#2 Peningkatan Kepuasan Pelanggan
Pengiriman Tepat Waktu — SCM yang efektif memastikan produk sampai ke tangan pelanggan tepat waktu dan dalam kondisi baik. Hal ini dapat meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan terhadap bisnis Anda.
Contoh Kasus: Amazon memiliki SCM dengan teknologi otomatisasi dan analitik data untuk mengelola stok dan pengiriman. Dengan jaringan distribusi yang luas dan sistem pelacakan real-time, Amazon dapat memenuhi pesanan pelanggan dengan cepat dan akurat, dan pada akhirnya dapat meningkatkan kepuasan pelanggan secara signifikan.
#3 Meningkatkan Daya Saing
Keunggulan Kompetitif — Perusahaan yang mengelola rantai pasoknya dengan baik dapat merespons perubahan pasar dengan lebih cepat dan efisien, memberikan mereka keunggulan kompetitif dari para kompetitornya.
#4 Pengelolaan Risiko yang Lebih Baik
Identifikasi dan Mitigasi Risiko — SCM memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi dan mengelola risiko dalam rantai pasok, seperti gangguan produksi, fluktuasi harga bahan baku, dan masalah logistik. Ehem….. kapal tanker di Terusan Suez
Contoh Kasus: Procter & Gamble — Perusahaan ini menggunakan analitik data dan teknologi prediktif untuk mengantisipasi dan mengelola risiko dalam rantai pasoknya. Dengan pendekatan ini, P&G dapat mengurangi dampak gangguan dan menjaga kelancaran operasional.
Dalam laporan EY, bagaimana P&G bisa mengatasi gangguan akibat Terusan Suez kemarin? Jawabannya adalah “Many backup supply sources and alternative materials had been identified and qualified long in advance.”
#5 Peningkatan Kolaborasi dan Komunikasi
Hubungan Lebih Baik antara supplier dan mitra bisnis — SCM dapat mendorong kolaborasi yang lebih baik antara perusahaan dengan pemasok dan mitra bisnis lainnya, meningkatkan komunikasi dan koordinasi.
Contoh Kasus: Walmart bekerja sama erat dengan pemasoknya melalui program Vendor Managed Inventory (VMI). Program ini memungkinkan pemasok untuk mengelola persediaan mereka sendiri di gudang Walmart, sehingga meningkatkan efisiensi dan mengurangi kekurangan atau kelebihan stok.
#6 Peningkatan Transparansi dan Akuntabilitas
Visibilitas Rantai Pasokan — SCM meningkatkan visibilitas di seluruh rantai pasok, memungkinkan perusahaan untuk melacak aliran barang dan informasi secara real-time.
Contoh Kasus: IBM menggunakan teknologi blockchain untuk meningkatkan transparansi dalam rantai pasoknya. Dengan blockchain, IBM dapat melacak setiap langkah dalam proses produksi dan distribusi, memastikan akurasi data dan meningkatkan akuntabilitas.
#7 Penggunaan Teknologi
Integrasi Teknologi — SCM modern memanfaatkan teknologi canggih seperti AI, IoT, dan big data untuk mengoptimalkan proses dan meningkatkan efisiensi.
Contoh Kasus: DHL menggunakan teknologi AI dan IoT untuk mengelola logistik dan distribusi. Dengan sensor IoT, DHL dapat memantau kondisi pengiriman secara real-time, sementara AI membantu dalam perencanaan rute yang lebih efisien, mengurangi waktu pengiriman paket dan biaya operasional.
#8 Meningkatkan Sustainabilitas
Ramah Lingkungan — SCM yang efektif dapat membantu perusahaan menerapkan praktik ramah lingkungan, seperti pengurangan limbah dan penggunaan energi yang lebih efisien.
Contoh Kasus: Unilever: Unilever berkomitmen untuk mengurangi jejak karbonnya melalui SCM yang berkelanjutan. Mereka bekerja sama dengan pemasok untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mengadopsi praktik produksi yang lebih ramah lingkungan.
#9 Peningkatan Inovasi Produk
Pengembangan Produk Baru: SCM yang baik memungkinkan perusahaan untuk mengembangkan dan meluncurkan produk baru dengan lebih cepat dan efisien.
Contoh Kasus: Nike menggunakan SCM yang inovatif untuk mempercepat pengembangan dan peluncuran produk baru. Dengan teknologi digital dan analitik data, Nike dapat mengidentifikasi tren pasar dan kebutuhan pelanggan dengan cepat, memungkinkan mereka untuk merespons dengan produk yang relevan dan tepat waktu.
#10 Manajemen Stock yang Lebih Baik
Optimasi Persediaan — SCM membantu perusahaan mengelola stock dengan lebih efektif, yang mana dapat mengurangi biaya penyimpanan di gudang dan risiko kekurangan stok.
Contoh Kasus: Zara menggunakan SCM responsif untuk mengelola stok mereka. Dengan sistem manajemen persediaan yang terintegrasi, Zara dapat mengidentifikasi tren fashion dengan cepat dan menyesuaikan produksi sesuai permintaan pasar, sehingga mengurangi risiko kelebihan atau kekurangan stok.
#11 Efisiensi Waktu
SCM yang efisien dapat mengurangi waktu siklus produksi dan distribusi, mempercepat waktu pemasaran produk ke konsumen.
Contoh Kasus: Dell menggunakan model build-to-order dalam SCM mereka, yang memungkinkan pelanggan untuk memesan komputer yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka. Dengan model ini, Dell dapat mengurangi waktu siklus produksi dan pengiriman, sekaligus memberikan value tambahan kepada pelanggan.
#12 Peningkatan Kualitas Produk
Pemantauan dan Pengendalian Kualitas — SCM memungkinkan perusahaan untuk mengimplementasikan kontrol kualitas yang lebih baik di seluruh rantai pasok, memastikan produk yang dihasilkan memenuhi standar yang diinginkan.
Contoh Kasus: Samsung menggunakan SCM yang terintegrasi untuk mengontrol kualitas produk. Dengan sistem pemantauan yang ketat dan kolaborasi dengan supplier, Samsung dapat memastikan setiap komponen yang digunakan dalam produk mereka memenuhi standar kualitas tinggi.
Dengan berbagai manfaat yang ditawarkan, Supply Chain Management tidak hanya membantu perusahaan meningkatkan efisiensi operasional dan kepuasan pelanggan, tetapi juga memberikan keunggulan kompetitif yang signifikan di pasar global. Studi kasus dari perusahaan-perusahaan terkemuka menunjukkan bagaimana SCM dapat diimplementasikan secara efektif untuk mencapai tujuan bisnis yang beragam.
Oh, ada 1 tren lagi di ranah supply chain yang agaknya Anda harus ketahui.
Baca Juga Artikel Ini: Pengertian Supply Chain Management, Fungsi, dan Prosesnya
Lean Supply Chain: Optimalisasi Efisiensi dan Pengurangan Pemborosan
Lean supply chain adalah model pendekatan manajemen rantai pasok yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi operasional dengan mengurangi pemborosan, mengurangi limbah, dan mengoptimalkan flow dari produk sampai dari produksi hingga ke konsumen. Konsep ini berasal dari filosofi lean manufacturing yang pertama kali diperkenalkan oleh Toyota Production System (TPS). Dalam lean supply chain, fokus utama adalah pada penciptaan value bagi pelanggan dengan meminimalkan aktivitas yang tidak memberikan value tambahan bagi pelanggan.
Prinsip-Prinsip Lean Supply Chain:
- Identifikasi Value: Menentukan apa yang dianggap value oleh pelanggan dan menghilangkan aktivitas yang tidak memberikan kontribusi langsung terhadap penciptaan value tersebut.
- Pemetaan Supply Chain: Menganalisis seluruh proses dalam rantai pasok untuk mengidentifikasi dan menghilangkan pemborosan.
- Alur Supply Chain yang Lancar: Menghilangkan hambatan yang timbul di dalam proses produksi dan distribusi untuk memastikan aliran produk tetap lancar.
- Demand Pull: Mengadopsi sistem pull, di mana produksi dan pengiriman itu didasarkan pada permintaan aktual pelanggan, bukan pada prediksi semata.
- Continuous Improvement: Melakukan perbaikan berkelanjutan untuk mencapai efisiensi maksimal.
Jadi, Sudah Siap Merasakan Manfaat Supply Chain Management?
Meningkatkan efisiensi operasional, mengurangi risiko, dan memenuhi permintaan pasar adalah tujuan utama dari manfaat Supply Chain management. Sekarang, manfaat ini bisa dirasakan lebih jauh lagi. SCM modern, saat ini, memanfaatkan teknologi canggih seperti blockchain, AI, dan IoT untuk meningkatkan transparansi dan optimasi proses logistik. Contohnya, DHL menggunakan teknologi ini untuk meningkatkan efisiensi pengiriman paket, sementara Unilever berkomitmen mengurangi jejak karbon melalui praktik ramah lingkungan ke seluruh suppliernya.
Manfaat utama SCM lainnya mencakup penghematan biaya, peningkatan efisiensi waktu, dan kepuasan pelanggan. Contoh perusahaan seperti Zara dan Nike menunjukkan bagaimana manajemen stok yang efisien dapat mempercepat pengembangan produk. Namun, tantangan tetap ada, termasuk manajemen risiko dan tekanan regulatif, yang mendorong perusahaan untuk diversifikasi suppliernya guna meningkatkan ketahanan rantai pasok.
Pendekatan Lean Supply Chain juga diperkenalkan, berfokus pada pengurangan limbah dan optimalisasi alur produk. SCM yang dikelola dengan baik tidak hanya menciptakan keunggulan kompetitif tetapi juga memperkuat perekonomian global. Kesimpulannya, meskipun terdapat tantangan, manfaat supply chain management yang efektif jauh lebih besar, memungkinkan perusahaan untuk tumbuh dan bertahan dalam pasar yang kompetitif dengan meningkatkan efisiensi operasional, menurunkan biaya, dan meningkatkan kualitas produk serta kepuasan pelanggan.
Nah, pertanyaannya sekarang, harus dimulai dari mana kalau mau menerapkan sistem ini. Tak perlu khawatir, karena hanya dengan satu klik Anda dapat berkonsultasi terkait semua ini bersama tim implementasi terpercaya dari kami.
Ingin merasakan manfaat dari pengelolaan Supply Chain yang Lebih Proper?
Sistem ERP membantu Anda menyederhanakan seluruh proses bisnis, termasuk mengelola finansial perusahaan, sumber daya manusia, manufaktur, supply chain, service, procurement dan masih banyak lagi. Mulai konsultasi gratis dengan kami untuk cari tahu apa yang sebenarnya dibutuhkan di bisnis Anda