data center adalah

Data Center Adalah: Pengertian, Cara Kerja, dan Jenisnya

Share on:

Pernahkah Anda bertanya-tanya ke mana perginya semua data yang kita akses setiap hari. Mulai dari website, aplikasi, hingga layanan cloud? Semua itu tersimpan dalam data center, infrastruktur digital yang menjadi pusat penyimpanan, pengolahan, dan distribusi data dalam skala besar.

Di era digital saat ini, data center menjadi tulang punggung berbagai industri, dari perbankan hingga e-commerce. Tanpa data center, perusahaan tidak bisa menjalankan operasional digital mereka dengan stabil dan aman. Tapi bagaimana sebenarnya cara kerja data center? Apa saja jenisnya, dan bagaimana peranannya dalam dunia bisnis? Simak selengkapnya di artikel ini! 

Apa itu Data Center?

Data center adalah fasilitas fisik yang digunakan oleh organisasi untuk menempatkan sistem komputer dan komponen terkait, seperti sistem telekomunikasi dan penyimpanan data. Fasilitas ini dirancang untuk mengelola, memproses, dan menyimpan data dalam jumlah besar, serta memastikan ketersediaan dan keamanannya. Komponen utama dari sebuah data center meliputi router, switch, firewall, sistem penyimpanan, server, dan pengendali pengiriman aplikasi.

Apa itu Data Center

Selain itu, menurut IBM data center berperan sebagai pusat infrastruktur TI yang mendukung pembangunan, pengoperasian, dan penyampaian aplikasi serta layanan. Data center dapat berupa ruangan, gedung, atau fasilitas yang menampung infrastruktur TI yang diperlukan untuk operasional bisnis.

Dengan meningkatnya ketergantungan pada layanan digital, peran data center menjadi semakin vital dalam mendukung operasi bisnis, layanan publik, dan aktivitas sehari-hari yang bergantung pada akses data yang cepat dan andal.

Baca Juga: Pentingnya Teknologi Cloud dalam Upaya Transformasi Digital

Bagaimana Cara Kerja Data Center

Data center bekerja dengan menerima, mengolah, menyimpan, dan mendistribusikan data melalui sistem jaringan yang terstruktur. Ketika pengguna mengakses aplikasi atau layanan digital, permintaan mereka dikirim ke server dalam data center melalui jaringan internet atau intranet. 

Bagaimana Cara Kerja Data Center

Server kemudian memproses permintaan tersebut, mencari data yang dibutuhkan dalam sistem penyimpanan, dan mengirimkan kembali hasilnya kepada pengguna dengan kecepatan tinggi. Untuk memastikan efisiensi operasional, data center menggunakan teknologi seperti load balancing untuk membagi beban kerja antar server, cloud storage untuk fleksibilitas akses, serta data replication untuk mencegah kehilangan data.

Selain mengelola aliran data, data center juga dirancang dengan sistem pendinginan dan manajemen energi yang efisien guna menjaga server tetap beroperasi tanpa gangguan. Keamanan menjadi prioritas utama, dengan penerapan firewall, enkripsi data, serta multi-factor authentication (MFA) untuk mencegah akses tidak sah. Dengan pengelolaan yang optimal, data center memastikan bahwa layanan digital dapat berjalan stabil, cepat, dan aman, mendukung kebutuhan bisnis serta aktivitas online dalam skala besar.

Apa Saja Jenis-Jenis Data Center?

Data center dapat dikategorikan berdasarkan kepemilikan, fungsionalitas, dan arsitekturnya. Setiap jenis memiliki karakteristik yang berbeda, tergantung pada kebutuhan organisasi dan skala operasionalnya. Berikut adalah beberapa jenis data center beserta penjelasannya:

Jenis Jenis Data Center

1. Enterprise Data Center (Data Center Perusahaan)

Enterprise data center adalah pusat data yang dimiliki dan dioperasikan oleh suatu perusahaan untuk mendukung operasional bisnisnya sendiri. Data center ini biasanya digunakan oleh perusahaan besar yang memerlukan kendali penuh atas data mereka, termasuk pengelolaan infrastruktur IT, keamanan, dan skalabilitas sistem. Ciri-Cirinya sebagai berikut:

  • Dikelola secara mandiri oleh perusahaan tanpa keterlibatan pihak ketiga.
  • Biasanya terletak di dalam atau dekat dengan kantor pusat perusahaan untuk akses yang lebih cepat dan mudah.
  • Keamanan dan kepatuhan yang lebih ketat karena menangani data sensitif internal.
  • Biaya operasional tinggi, karena membutuhkan investasi besar dalam perangkat keras, pendinginan, dan tenaga ahli IT.

Contohnya adalah Huawei Cloud Enterprise Data Center. Huawei Cloud menyediakan solusi enterprise data center yang memungkinkan perusahaan untuk mengelola infrastruktur IT mereka dengan fleksibilitas tinggi. Huawei Cloud menawarkan penyimpanan data berbasis AI, keamanan tingkat tinggi, serta efisiensi operasional yang dapat disesuaikan dengan skala perusahaan. Dengan teknologi cloud hybrid, perusahaan dapat mengintegrasikan sistem on-premise mereka dengan layanan cloud untuk kinerja yang lebih optimal.

2. Colocation Data Center

Colocation data center adalah fasilitas data center yang dimiliki dan dioperasikan oleh penyedia layanan pihak ketiga, tetapi digunakan oleh berbagai perusahaan untuk menyimpan server dan perangkat keras mereka. Model ini memungkinkan bisnis untuk memiliki infrastruktur TI yang aman tanpa harus membangun dan mengelola fasilitas mereka sendiri. Ciri-Ciri Colocation Data Center:

  • Dikelola oleh penyedia layanan data center, bukan oleh perusahaan pengguna.
  • Perusahaan menyewa ruang server sesuai kebutuhan mereka.
  • Dilengkapi dengan infrastruktur pendukung, seperti daya listrik cadangan, pendinginan, dan keamanan fisik.
  • Biaya lebih rendah dibandingkan enterprise data center, karena perusahaan hanya membayar ruang dan layanan yang mereka gunakan.

Contohnya adalah Equinix, Digital Realty, dan NTT Data menyediakan layanan colocation bagi berbagai industri yang ingin menyimpan infrastruktur IT mereka di fasilitas yang aman dan terpercaya.

3. Cloud Data Center

Cloud data center adalah pusat data yang sepenuhnya berbasis cloud, di mana sumber daya IT seperti penyimpanan, server, dan jaringan dioperasikan melalui layanan cloud computing. Perusahaan dapat mengakses dan mengelola data mereka secara virtual tanpa perlu memiliki perangkat keras fisik.

Ciri-Ciri Cloud Data Center:

  • Tidak memerlukan infrastruktur fisik on-premise, karena semua sumber daya berbasis cloud.
  • Sangat fleksibel dan skalabel, memungkinkan perusahaan menambah atau mengurangi kapasitas sesuai kebutuhan.
  • Dikelola oleh penyedia cloud, seperti Huawei Cloud, Microsoft Azure, dan Google Cloud.
  • Biaya lebih terjangkau, karena perusahaan hanya membayar layanan yang mereka gunakan (pay-as-you-go).

Misalnya Google Cloud menyediakan layanan cloud data center global yang memungkinkan bisnis mengelola aplikasi dan data mereka dari mana saja dengan keamanan yang tinggi.

4. Edge Data Center

Edge data center adalah pusat data kecil yang ditempatkan di lokasi yang lebih dekat dengan pengguna akhir untuk mengurangi latensi dan mempercepat pemrosesan data. Data center ini dirancang untuk menangani data secara real-time, terutama untuk aplikasi yang membutuhkan kecepatan tinggi seperti IoT (Internet of Things), kecerdasan buatan (AI), dan layanan streaming. Ciri-cirinya:

  • Berlokasi lebih dekat ke pengguna akhir, mengurangi waktu respons dalam pengiriman data.
  • Biasanya lebih kecil dibandingkan data center tradisional, tetapi memiliki kemampuan pemrosesan tinggi.
  • Digunakan dalam industri yang memerlukan komputasi real-time, seperti mobil otonom, kota pintar, dan layanan streaming video.
  • Mengurangi beban data center utama, karena memproses data secara lokal sebelum dikirim ke cloud atau pusat data lainnya.

Contohnya adalah AT&T dan Verizon mengembangkan edge data center untuk mendukung implementasi jaringan 5G dan IoT di berbagai kota besar.

5. Hyperscale Data Center

Hyperscale data center adalah pusat data berskala besar yang dirancang untuk mengelola dan memproses data dalam jumlah yang sangat besar. Data center ini biasanya digunakan oleh perusahaan teknologi raksasa yang memiliki layanan berbasis internet dengan jutaan pengguna. Ciri-Ciri Hyperscale Data Center:

  • Memiliki kapasitas yang sangat besar, dengan puluhan hingga ratusan ribu server.
  • Dikembangkan oleh perusahaan teknologi global, seperti Amazon, Google, dan Microsoft.
  • Sangat efisien dalam manajemen daya dan pendinginan, karena dirancang untuk operasional berkelanjutan 24/7.
  • Digunakan untuk layanan skala besar, seperti cloud computing, big data analytics, dan kecerdasan buatan (AI).

Misalnya Facebook (Meta) mengoperasikan hyperscale data center untuk mengelola miliaran pengguna media sosialnya, sementara Amazon Web Services (AWS) menggunakan hyperscale data center untuk mendukung layanan cloud computing mereka.

Kesimpulan

Data center hadir dalam berbagai jenis, mulai dari enterprise, colocation, cloud, edge, hingga hyperscale data center, masing-masing dengan keunggulan dan tantangan tersendiri. Enterprise data center seperti Huawei Cloud memberikan fleksibilitas dan keamanan tinggi bagi perusahaan yang ingin mengelola datanya sendiri, sementara cloud dan colocation data center menawarkan solusi yang lebih hemat biaya dengan skalabilitas yang lebih mudah.

Salah satu contoh enterprise data center yang berkembang pesat adalah Huawei Cloud, yang memiliki data center tersebar di berbagai wilayah di dunia, termasuk di Indonesia. Dengan keberadaan data center lokal di Indonesia, Huawei Cloud dapat menawarkan kecepatan akses yang lebih optimal, kepatuhan terhadap regulasi data lokal, serta infrastruktur yang lebih stabil untuk perusahaan yang beroperasi di Indonesia.

Dalam memilih jenis data center yang tepat, perusahaan harus mempertimbangkan kebutuhan bisnis, anggaran, dan tingkat keamanan yang diperlukan. Dengan teknologi yang terus berkembang, penggunaan data center yang efisien akan menjadi kunci utama dalam mendukung transformasi digital perusahaan di masa depan.

Temukan Potensi Penuh Solusi Cloud yang Inovatif bersama Huawei Cloud

Segera upgrade bisnis Anda ke level berikutnya dengan Huawei Cloud!

Hubungi SalesDemo Gratis Sekarang

Share on:

Author

Wahyu Dwi

Categories: (1)

Uncategorized
To the top
email-subscribe

Tetap terhubung dan terinformasi. Berlangganan newsletter kami dan dapatkan akses eksklusif ke event, diskon, dan tips yang hanya kami bagikan melalui email.